TEMPO.CO, Pekanbaru - Jajaran Kepolisian Resor Kampar, Riau, terus mengejar ratusan napi yang kabur dari Rumah Tahanan Kelas II-B Sialang Bungkuk, Pekanbaru. Mereka kabur saat kerusuhan pada Jumat, 5 Mei 2017. Melalui toa masjid atau pengeras suara, polisi mengimbau para narapidana menyerahkan diri.
"Kami juga imbauan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam mengamankan lingkungan sekitar serta menggunakan fasilitas masjid untuk mengumumkan agar masyarakat waspada," kata Kepala Polres Kampar Ajun Komisaris Besar Edy Sumardi, Sabtu, 6 Mei 2017.
Baca:
Napi Kabur di Pekanbaru, Ditangkap Saat Naik Bus ke Medan
Menurut Edy, baru tujuh narapidana Rutan Sialang Bungkuk yang sudah ditangkap. Empat orang diringkus saat melintas di perbatasan Riau-Sumatera Barat XIII, Koto Kampar. Dua napi lainnya diserahkan keluarga kepada Polsek Perhentian Raja, Kampar. Sedangkan satu pelaku lagi diamankan saat membawa motor rampasan milik warga di Kecamatan Tambang, Kampar.
Upaya lain kepolisian, yaitu razia di daerah perbatasan, pelabuhan, dan terminal. Edy menduga banyak narapidana saat ini berada di wilayah Kampar. "Kami apresiasi para orang tua atau kerabat tahanan secara sukarela menyerahkan dan mengantarkan anaknya kepada polisi."
Baca: Jumlah Napi Kabur di Pekanbaru Belum Jelas
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo mengaku tepat pukul 22.30, Jumat malam, sudah ada 171 narapidana kabur berhasil ditangkap polisi. Polda Riau membentuk tim menjaga wilayah perbatasan. Jumlah petugas yang dikerahkan cukup banyak.
Lebih dari 200 tahanan kabur dari rutan yang berada di Jalan Sialang Bungkuk Nomor 2, Tenayan Raya, Pekanbaru. Mereka kabur dengan cara mendobrak salah satu pintu keluar. Mereka kabur karena dipicu kerusuhan sebab kecewa atas pelayanan rutan yang menerapkan praktik pungutan liar.
Para napi mengaku kerap dipersulit dalam pengurusan cuti bersyarat. Suasana rutan tidak kondusif lantaran jumlah penghuninya melebihi kapasitas sel. Rutan yang seharusnya diisi untuk 369 orang justru dihuni lebih dari 1.800 tahanan. Para napi yang kabur belum seluruhnya kembali.
RIYAN NOFITRA