TEMPO.CO, Tasikmalaya – Bus pariwisata PO Gagak Rimang menyeruduk sebuah warung di Kampung Pagendingan, Desa Jatihurip, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat 5 Mei 2017. Kecelakaan itu disebabkan oleh pecahnya ban depan kiri bus tersebut.
“Awalnya karena pecah ban depan sebelah kiri,” kata Kaur Bin Ops Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota Inspektur Satu Dede Darmawan saat ditemui di lokasi kejadian.
Baca: Kecelakaan di Puncak, Bus Kitrans yang Nahas Tak Laik Jalan
Menurut Dede, setelah pecah ban, sopir tidak kuasa mengendalikan laju bus hingga menyeruduk sebuah warung. Dede menduga ban yang pecah merupakan vulkanisiran. Hal itu terlihat dari dua lapisan ban tersebut.
“Diduga ban daur ulang, sudah gundul. Ban kemudian divulkanisir. Ada lapisan-lapisan, bisa terlihat ban asli dan vulkanisir ada jarak. Jadi seolah-olah ban vulkanisir menumpang di atas ban aslinya,” kata Dede.
Tidak ada korban yang mengalami luka berat pada peristiwa tersebut. Korban yang berasal dari penumpang bus hanya mengalami luka ringan.
Simak: Kasus 2 Kecelakaan di Puncak, Polisi Bakal Kenakan Pasal Pidana
Saksi mata kecelakaan, Ariandi, mengatakan saat kejadian dia baru pulang salat Jumat. Kebetulan di sekitar warung yang diseruduk bus sedang sepi. “Biasanya di sini banyak orang. Lalu lintas pun dalam keadaan lengang, mungkin baru bubar Jumatan” kata dia.
Ariandi melihat bus melaju dari arah Tasikmalaya menuju Bandung. Tiba-tiba bus nyelonong ke arah warung dan menabrak bagian atap warung. “Seharusnya lurus (ke arah Bandung). Ini malah belok ke kiri. Mungkin karena ban pecah, sopir susah mengemudi,” ujarnya.
Lihat: Kecelakaan di Puncak, Polisi: Bos PO Bisa Terancam 18 Tahun Bui
Kondektur bus, Hermawan, mengatakan bus mengangkut 59 peziarah asal Majalengka. Mereka hendak pulang ke Bandung usai berziarah dari Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya. “Kita mau ke Bandung,” jelas dia.
CANDRA NUGRAHA