TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan karangan bunga menghiasi Markas Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta. Karangan bunga dengan berbagai tulisan yang meminta polisi menjaga toleransi dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu mulai berdatangan pada Rabu, 3 Mei 2017.
Namun pihak kepolisian belum mengetahui pengirim karangan bunga itu. Sebab, saat ditelisik ke penjual karangan bunga, pemesan hanya berkomunikasi lewat telepon dan pembayaran melalui transfer uang.
"Siapa pun pengirimnya, mereka menginginkan keutuhan negara Indonesia, menjaga Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Kepala Bidang Humas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta Ajun Komisaris Besar Yuliyanto, Kamis, 4 Mei 2017.
Baca: Dapat Karangan Bunga Misterius, Fadli Zon: Siapa Tim Pencitraan?
Karangan bunga berdatangan ke Polda DIY, yang sebelumnya juga terjadi di Polda Metro Jakarta, Mabes Polri, dan markas kepolisian di kota besar lain.
Aksi karangan bunga ini diduga merupakan dukungan kepada Polri untuk menjaga keutuhan NKRI, mempertahankan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, serta memberantas aksi radikalisme. Sebab, pada karangan bunga itu jelas tertulis pesan kebinekaan.
Tulisan yang tertera, antara lain "Pertahankan Keutuhan NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika", Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami - Terimakasih Polri dan TNI, Di Bahumu Kutitipkan NKRI”. Pengirim karangan bunga tertulis dari peziarah tanah suci, Kartini-Kartini Jogja, serta dari Tiga Perempuan Cantik Asli Jogja.
Baca: Cerita Pematung Nyoman Nuarta Kirim Karangan Bunga untuk Ahok
Bagi polisi, kiriman karangan bunga itu bukan menjadi sindiran, tapi merupakan dukungan dari masyarakat agar polisi menjaga negara dari perpecahan. Polisi juga bertambah semangat dengan adanya kiriman karangan bunga itu.
"Kami menerima pesanan via telepon dan transfer biaya. Tidak tahu siapa yang memesan. Hanya diminta kirim ke Polda Yogyakarta," kata Sarjono, pegawai di toko bunga di Jalan Jazuli, Yogyakarta.
MUH. SYAIFULLAH