TEMPO.CO, Kupang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta para siswa SMA/SMK sederajat, yang merayakan kelulusan hasil ujian akhir, tidak melakukan aksi coret seragam dan pawai kendaraan yang mengganggu lalu lintas.
"Sebaiknya seragam para siswa dikumpulkan untuk dibagi ke adik-adik siswa lainnya atau ke para kaum miskin. Jangan dipakai untuk corat-coret," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur Alo Min di Kupang, Selasa, 2 Mei 2017.
Baca juga: Hari Pendidikan, 30.904 Siswa SMP dan MTs Subang Ujian Nasional
Menurut Alo, dalam pembelajaran, para siswa diajarkan mengembangkan semangat solidaritas antar-sesama. Karena itu, pembelajaran tersebut perlu dibuktikan dengan aksi nyata memberikan pakaian ke siswa lain atau ke pihak lain yang membutuhkan. "Tidak malah dirusak dengan aksi corat-coret," katanya.
Aksi corat-coret seragam setelah pengumuman kelulusan di Kota Kupang sudah biasa dilakukan para siswa setiap kali pelaksanaan pengumuman kelulusan. Tidak hanya itu, para siswa pun secara bergerombol melakukan aksi berkendara dengan cara tidak sopan serta mengganggu lalu lintas dan pengguna jalan lain. Hal ini juga dapat menyebabkan kecelakaan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengatur dan melakukan pengawasan agar tidak terjadi aksi-aksi pawai kendaraan itu," kata Alo.
Wali Kota Kupang Jonas Salean telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk menjaga dan mengawasi agar tidak terjadi pawai kendaraan oleh para siswa setelah pengumuman kelulusan SMA/SMK pada 2 Mei, hari ini.
Menurut Jonas, Kota Kupang adalah Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dan menjadi lirikan para investor untuk melakukan investasi. Apalagi Kota Kupang adalah kota berkarakter jasa dan perdagangan. Karena itu, kondisi keamanan dan kedamaian daerah ini patut terus terpelihara. "Jika terjadi aksi pawai kendaraan secara brutal, tentu akan memantik gesekan. Dan boleh jadi akan terjadi kekacauan," katanya.
Sebanyak 74.362 siswa SMA dan SMK yang tersebar di provinsi Nusa Tenggara Timur menunggu pengumuman kelulusan SMA. Untuk SMA, jumlah siswa yang mengikuti ujian nasional mencapai 56.560 peserta, sedangkan peserta dari SMK berjumlah 17.802.
ANTARA