TEMPO.CO, Sragen - Sodimejo alias Mbah Gotho, warga Dusun Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, yang disebut-sebut sebagai manusia tertua di dunia, meninggal di rumahnya pada Ahad, 30 April 2017. Dia di makamkan pada Senin, 1 Mei 2017.
Baca: Mbah Gotho, Manusia Tertua di Dunia Asal Sragen, Meninggal
Suryanto, cucu Mbah Gotho dari istri keempatnya, menuturkan sang kakek meninggalkan sejumlah pesan sebelum meninggal dunia. Berikut pesan Mbah Gotho.
1. Dimakamkan dengan tata cara Kristen
Menurut Suryanto, Mbah Gotho menyampaikan keinginannya dimakamkan dengan tata cara Kristen, meski sejumlah keluarganya beragama Islam. "Sebelum meninggal, Simbah berpesan agar dimakamkan dengan tata cara agama Kristen," kata dia.
Baca: Doa Umat Islam dan Kristen untuk Arwah Mbah Gotho
Untuk persiapan pemakaman, Mbah Gotho bahkan telah menyiapkan seperangkat pakaian dan juga sepatu untuk dipakai saat meninggal. Bahkan, dia juga telah membeli kayu untuk peti matinya. Namun kayu yang dipesan itu belum sempat dibuat peti, sehingga peti yang digunakan bukan dari kayu yang disiapkan.
2. Nisannya langsung dipasang
Sebelum meninggal, Mbah Gotho berwasiat agar nisan atas namanya yang sudah dipesan sejak 1992 langsung dipasang di atas makamnya. Padahal, biasanya nisan baru dipasang pada 1000 hari kematiannya.
Baca: Mbah Gotho, Manusia Tertua di Dunia, Sudah Pesan Nisan Sejak 1992
Suryanto mengatakan, Mbah Gotho, memesan nisan itu setelah anak kedua dari istri keempatnya, atau ibu Suryanto, Sukirah, meninggal di usia 60 tahun.
DINDA LEO LISTY