TEMPO.CO, Dompu - Itu hari, Jumat, 28 April 2017, menjadi hari terakhir Ario Saputra (Ryo), 27 tahun, bercengkrama dengan keluarga, karena pukul 5 sore, dia harus berangkat ke Dusun Nanga Doro, untuk melakukan kegiatan camping bersama empat rekannya. Ryo adalah pribadi yang senang berpetualangan alam.
Bersama rekan-rekannya, Ryo bermalam disekitar areal Sarang Burung Walet, So Wawo Pote, Dusun Nangadoro, Desa Hu'u, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu. Disitu terdapat tebing yang curam penuh batu karang, dengan ketinggian sekitar 3 meter dari permukaan laut. Bagi penikmat foto selfi, tempat itu adalah pilihan terbaik karena medan yang menantang dan menghadap ke laut lepas yang indah mempesona.
Baca pula:
Foto Selfie di Tebing Karang, Ario Tewas Diterjang Ombak
Diceritakan Ferdi, malam sebelum kejadian, dia tidur satu tenda dengan Ryo. Dirasakannya suasana penuh keanehan, dan terpaksa harus terbangun. Saat itu seperti ada yang menepuk punggungnya.
Malam berganti hari, sekitar pukul 09.30 Wita, pada Sabtu, 29 April 2017, kelima kawan itu Faham Ramadin (ferdi), Feri, Anton, Hafis (anak-anak), Sri Haryani dan Aryo Sandria Saputro arau Ryo, mengambil foto tidak jauh dari tempat perkemahan.
Namanya petualangan, belum sempurna kalau aksi mengambil gambar alam kemudian memotret pribadi atau swafoto tidak dilakukan.
Baca pula:
Jasad Korban Foto Selfie Ditemukan Setelah Dua Jam Pencarian
Di sekitar tebing kejadian, posisi Ferdi, Feri dan Ryo yang mengambil gambar menggunakan kamera ponsel, tepat dibawah tebing. Karena melihat gelombang besar, Feri langsung keluar lokasi meninggalkan keduanya.
Tinggalah Ferdi dan Ryo, dimana posisi Rio berdiri diatas tebing, sementara Ferdi berada dibawah. Ferdi hanya bisa memandang Rio dari bawah yang tengah berfoto pribadi (selfie).
Tidak ingin Ryo mengalami kecelakaan karena tebing tempat Ryo berdiri cukup tinggi dan curam, kemudian dibayangi oleh gelombang besar, Ferdi pun sudah dua kali mengingatkan Ryo agar turun. Namun, peringatan Ferdi tidak dihiraukan.
Tak lama kemudian, Ryo pun akhirnya terjatuh. Setelah berada dibawah laut, Rio sempat berenang dan berusaha keluar dari gulungan ombak besar. Tapi apa daya, usaha Ryo tidak membuahkan hasil, sedangkan lain sisi Ferdi tidak tinggal diam dan menyempatkan untuk menolong kerabat baiknya itu sambil menangis. Karena gelombang begitu besar Ferdi tidak bisa menyelamatkan Ryo. Dan ketika hendak menolong Ryo, Ferdi merasakan seperti ada yang menariknya. Karena empasan ombak terus menerus dan menggulung, saat itulah Ryo menghilang seperti ditelan gelombang.
Ferdi tidak bisa melupakan malam sebelum kejadian. Ceritanya, waktu itu sudah ada tanda-tanda karena merasa suasana agak seram. Karena malam yang membuat bulu kuduk merinding, Ferdi akhirnya menyetel pengajian dari ponsel miliknya. "Saat mengetel ngaji, malah terasa ada yang menepuk punggung saya," kata Ferdi, berkisah.
Tempat kejadian yang merenggut nyawa Ario, setelah berfoto selfie, selain ada sarang Burung Walet, terdapat juga 'Oi Pana' atau Air Panas, yang muncul dipinggir laut. Dimana air ini dulunya sempat direncanakan sebagai sumber tenaga listrik.
AKHYAR M. NUR