TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah 19 penulis dari Persatuan Penulis Indonesia (Satupena) meluncurkan buku bersama-sama di Aston Hotel Solo, Jumat malam 28 April 2017. Peluncuran buku itu menjadi bagian dalam kongres perdana organisasi tersebut.
Genre buku yang diluncurkan malam itu bermacam-macam. Ada penulis yang meluncurkan karya novel, komik, biografi, arsitektur hingga buku tentang hukum.
Baca juga:
Kongres Persatuan Penulis Usung Kebinekaan Indonesia
Imelda Akmal, misalnya, menulis buku tentang tokoh arsitek tanah air, Han Awal. "Selama ini mahasiswa arsitektur lebih mengenal kisah arsitek luar negeri," katanya. PAdahal, tidak sedikit arsitek Indonesia yang memiliki karya besar.
Sedangkan Nasir Tamara merilis buku lamanya yang telah diperbaharui, Revolusi Iran. Buku itu ditulisnya berdasar wawancara langsung dengan Ayatullah Khomaeni serta terjun langsung ke Iran pada masa revolusi.
Baca pula:
Bahas Kebinekaan, Ratusan Penulis Berkumpul di Surakarta
"Saat itu, Nasir menulis revolusi di Iran untuk media massa tempatnya bekerja. "Baru kemudian semua hasil liputan tersebut dibukukan," katanya.
Selain itu, masih ada sejumlah penulis lain yang ikut meluncurkan bukunya, seperti Mardiyah Chamim, Candra Malik, Sekar Ayu Asmara serta Aji Prasetyo. Mereka juga menceritakan pengalamannya dalam menulis secara bergiliran.
Salah satu penulis, Langit Kresna Hariadi berharap ke depannya Satupena bisa memiliki penerbitan sendiri. Hal itu perlu dilakukan agar para penulis tidak memiliki ketergantungan dengan industri penerbitan dan jaringan toko buku.
"Penulis akan lebih memiliki kebebasan dalam membuat karya," katanya. Selain itu, dia yakin cara tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan para penulis di Tanah Air.
AHMAD RAFIQ