TEMPO.CO, Palembang - Kepala bidang Humas Polda Sumatera Selatan Komisaris besar Cahyo Budi Siswanto memastikan internal kepolisian terus melakukan pendalaman kasus penembakkan satu keluarga oleh personil Sabhara Polsek Lubuklinggau timur, Selasa pekan lalu 18 April 2017.
Menurutnya, dalam waktu dekat penyidik akan melakukan rekonstruksi untuk memperjelas peristiwa yang menewaskan ibu dan anak warga desa Belitar, Kecamatan Sindang Kelingi Rejang Lebong, Bengkulu.
Baca :
Cerita Detil Penembakan Satu Keluarga Oleh Aparat di Lubuklinggau
Penembakan Satu Keluarga di Lubuklinggau, Mabes Polri Turun Tangan
"Rekonstruksi rencananya akan kita tarik ke Palembang," kata Cahyo, Rabu, 26 April 2017. Alasan pemindahan rekonstruksi dari wilayah Polresta Lubuklinggau dikarenakan alasan keamanan serta efektifitas kerja penyidik.
Selain itu pihaknya ingin kasus tersebut dapat diselesaikan secera cepat sehingga berkasnya bisa langsung dilimpahkan ke pihak kejaksaan. "Sementara Sopir sedannya sudah sehat akan juga diperiksa," katanya.
Sebelumnya Kapolda Sumatera Selatan Irjen Agung Budi Martoyo mengatakan korban tewas dalam peristiwa itu dua orang karena penembakan oleh Brigadir K. Korban Indrayana (33), merupakan penumpang ke dua yang tewas mengalami luka tembak di leher.
Simak juga : Kasus Ujaran Kebencian `Tiko`, Steven Hadi Sudah ke Luar Negeri
Indra sempat dirawat lima hari di ruang ICU Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan. Korban Indra diketahui menjalani perawatan di RSMH Palembang, sejak Rabu atau sehari setelah penembakkan.
Brigadir K, salah seorang personil razia cipta kondisi melakukan penembakkan terhadap satu keluarga yang mengendarai mobil Honda City di Lubuklinggau. Kendaraan jenis sedan Honda City BG 1488 ON membawa 8 orang penumpang dua diantaranya anak-anak.
Para korban meliputi almarhumah Surini (54). Sementara korban luka terdiri dari Dewi Erlina (40) mengalami luka tembak di bahu kiri atas, Novianti (30) luka tembak di pundak kanan, Genta (2) serempetan peluru di kepala dan Indra (33) di leher yang merupakan pengemudi mobil tersebut.
PARLIZA HENDRAWAN