TEMPO.CO, Denpasar -Soal kerukunan umat beragama, Bali memang layak untuk ditiru. Salah-satunya tampak dalam kehadiran tokoh Hindu I Gusti Ngurah Harta dalam acara peringatan Isra Miraj, Selasa, 25 April 2017. Ia bahkan didaulat untuk memberikan sambutan dalam acara yang digelar Majelis Taklim Baraeng, Desa Kelan, Tuban itu.
Menurut Ngurah Harta, kehadirannya menjadi bukti bahwa perbedaan agama tidak boleh menjadi sekat dalam pergaulan. “Saya sendiri tidak mau bicara banyak soal agama Islam. Nanti disalah-salahkan seperti Ahok,” ujarnya disambut tawa ratusan hadirin yang juga adalah jamaah Nadhiyin itu.
Baca juga:
Jokowi Bahagia Sekali Peringati Isra Miraj di Pesantren
Agenda Jokowi di Purwakarta, Hadiri Isra Miraj dan Silaturahmi
Namun, sebut Ketua Perguruan Spiritual Sandhi Murti itu, Islam di Indonesia dikenalnya sebagai agama yang damai seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. “Bahkan kepada pemeluk agama lain selalu diberikan penghormatan dengan pernyataan Lakum Dinukum Waliyadin, “ ujarnya yang sempat mempelajari agama Islam saat tinggal di Turki. “Jadi tidak gampang bilang kopar kapir,” tegasnya.
Ia sendiri berharap, umat Islam di Indonesia yang merupakan mayoritas dapat memberikan contoh yang baik yang pasti akan ditiru oleh umat beragama lainnya. “Kalau contohnya buruk, nanti yang minoritas ikut-ikutan buruk perilakunya,” ujarnya. Ia yakin, hal itu bisa dilakukan karena dalam Islam ada ajaran agar pemeluknya menjadi Rohmatan Lil Alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
Baca pula:
Peringati Isra Miraj, Anies: Menang karena Doa Orang Ikhlas
Ngurah Harta mengakui, di kalangan umat Hindu sendiri ada juga orang yang cenderung fanatis. Karena itu, dia mengajak untuk bekerjasama meredam kecenderungan-kecenderungan seperti itu demi kedamaian bersama dan untuk menjaga NKRI.
ROFIQI HASAN