TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sejumlah kementerian kesulitan mencapai target. Menurut dia, hal itu cenderung disebabkan faktor eksternal yang sulit dibanding faktor kinerja menteri.
“Banyak sekali yang tidak mencapai target karena kondisi sekarang seperti itu. APBN pasti sulit dicapai,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 25 April 2017.
Baca: Reshuffle Kabinet, Jokowi: Tidak Hari Ini, Minggu, atau Bulan Ini
JK mencontohkan target penerimaan pajak pada Kementerian Keuangan yang tak tercapai. Demikian juga dengan target pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam membangun jalan yang tersendat karena terhambat masalah anggaran. “Target ekspor juga tidak jalan, sulit dicapai,” katanya.
Karena itu, kata Kalla, pertimbangan reshuffle atau pergantian menteri yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo tidak hanya mempertimbangkan capaian target. “Target itu harus dicapai, iya. Namun, dalam keadaan hari ini, tidak banyak menteri bisa mencapai target. Jadi tidak berarti diganti semua,” ucapnya.
Presiden, menurut Kalla, pasti menginginkan ada perbaikan dalam pencapaian target kerja para menteri. Namun Presiden tentu akan berpikir sesuai dengan kenyataan yang ada. Hingga kini, Kalla mengatakan belum ada komunikasi antara dia dan Jokowi mengenai kemungkinan reshuffle jilid ketiga.
Baca: Soal Reshuffle Kabinet, Wiranto: Sudah Jadi Isu Mingguan
Pada Sabtu, 22 April 2017, saat membuka acara Kongres Ekonomi Umat di Jakarta, Jokowi mengancam akan mencopot menteri yang tidak mencapai target. “Kalau tidak selesai, ya, pasti urusannya akan lain. Bisa diganti. Ya, saya blak-blakan saja. Dengan menteri juga begitu. Bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot, dan lain-lain,” katanya saat itu.
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan evaluasi dari presiden memang diperlukan agar menteri tidak terus berada di zona nyaman. “Harus ada itu (evaluasi) supaya ada target. Sebaiknya para menteri kerja sepenuh hati,” ujarnya, Selasa, 25 April 2017. Karena itu, ia menyatakan siap bila presiden mengevaluasi kinerjanya.
Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengakui target sertifikasi tanah yang menjadi tanggung jawabnya tidak mudah dicapai. Karena itu, ia akan bekerja keras untuk memenuhi target. “Berat, tapi semua harus kerja keras,” katanya.
Baca: Menteri Agraria Disorot Soal Reshuffle, Sofyan Djalil: Berat...
Pengamat politik, Ray Rangkuti, tidak yakin kinerja menteri akan menjadi satu-satunya pertimbangan dalam perombakan kabinet nanti. “Kemungkinan reshuffle kali ini bukan hanya semata-mata kinerja, tapi juga politik,” tuturnya, Selasa, 25 April 2017. Salah satu pertimbangan politik yang mungkin diambil presiden adalah mengeluarkan menteri yang berasal dari partai yang tidak solid mendukung pemerintah. “Kalau benar reshuffle, kali ini tidak akan terlalu banyak yang diganti,” ujarnya.
AHMAD FAIZ | GHOIDA RAHMAH | AMIRULLAH SUHADA