TEMPO.CO, Ponorogo - Jasad kelima korban bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, ditemukan, Senin sore, 24 April 2017 atau dua hari setelah masa tanggap darurat berakhir. Dengan ditemukan satu korban ini, maka jumlah korban sudah 5 orang.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengangkat tubuh yang sudah berbau menyengat itu di antara tumpukan batang pohon, ranting, dan akar bambu di sektor D lokasi bencana. “Dugaan kami, korban laki-laki karena dadanya terlihat rata,’’ kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono.
Baca juga:
Longsor di Ponorogo, Ini Penyebabnya Menurut Pakar LIPI
Saat ditemukan, Budi, panggilan Setyo Budiono, menjelaskan jasad diketahui hanya mengenakan celana dalam. Kondisi tubuhnya melepuh, membiru, rambut di kepalanya sudah tidak ada, dan sulit dikenali.
Karena itu, tubuh korban langsung dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Daerah dr Harjono. Adapun identifikasi akan dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daeah Jawa Timur. “Informasinya (DVI) akan datang ke Ponorogo untuk mengidentifikasi identitas korban, besok,’’ ujar dia kepada Tempo.
Baca pula:
Longsor Ponorogo, Cerita Pilu Ibu Muda Kehilangan 8 Anggota Keluarga
Penemuan jasad itu, ia melanjutkan, ketika tim yang beranggotakan lima personel dari BPBD, tanggap bencana, dan kepolisian tengah melakukan normaliasi aliran sungai yang tertimbun material longsor. Mereka tidak menyampaikan temuan jazad korban itu kepada warga maupun Pemerintah Desa Banaran.
Petugas mengevakuasi jasad secara diam-diam. Mereka khawatir terjadi kerumunan warga yang berpotensi menambah korban. Apalagi, lokasi penemuan korban yang termasuk zona merah yang rentan ambles lantaran kontur tanah labil. ‘’Potensi bahanya cukup tinggi,’’ ujar Budi.
Kepala Kepolisian Sektor Pulung, Ajun Komisaris Denny Fahrudianto, mengatakan bahwa pengangkatan jasad korban dilakukan ketika hujan. Kondisi itu sangat rentan terjadi longsor susulan seperti pada beberapa hari lalu. Karena itu, warga belum dilibatkan dalam identifikasi awal. “Warga belum ada yang kami mintai keterangan dengan alasan keselematan bersama,” ujar Deny.
Hingga kini, jumlah korban tewas akibat bencana tanah longsor di Desa Banaran yang berhasil dievakuasi sebanyak lima orang. Korban yang masih tertimbun sebanyak 23 orang. Saat ini, penanganan longsor di desa setempat memasuki masa transisi darurat setelah masa tanggap darurat berakhir pada Sabtu, 22 April 2017.
NOFIKA DIAN NUGROHO