TEMPO.CO, Purwakaarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, murka gara-gara menemukan seorang perempuan jompo yang terlantar di jalan raya Perempatan Haji Iming Maracang, kota Purwakarta. "Setelah saya dekati dan ditanyai, ternyata dia warga Kelurahan Cipaisan," ujar Dedi, kepada Tempo, Minggu 23 April 2017.
Baca: Dedi Mulyadi Jawab Pertanyaan Sunda Wiwitan sampai Nyi Roro Kidul
Perempuan tua yang menggendong barang rongsokan dengan pakaian lusuh itu, bernama Sahen, 67 tahun. Perempuan jompo tersebut mengaku hidup sebatangkara. Punya anak satu, tapi sibuk mengurusi keluarganya tanpa menapikan ibunya sendiri. Untuk mencari kebutuhan sehari-harinya, Mak Sahen terpaksa mencari belas kasihan orang di jalan-jalan yang dilaluinya.
Mak Sahen juga mengaku tak mendapatkan beras perelek yakni subsidi beras model baheula dari orang cukup buat orang miskin yang jadi program Bupati Purwakarta. Dedi pun kemudian membawa Sahen pulang ke rumahnya dengan mobil dinasnya. Ia juga memberinya uang saku dan sembako untuk bekal beberapa bulan ke depan.
Baca: 56 Mantan Teroris Ikut Program Deradikalisasi ala Bupati Dedi
Baca Juga:
"Terima kasih Pak Bupati," ujar Sahen, dengan nada bungah.
"Atas kejadian itu, Lurah Cipaisan dan Camat Purwakarta, saya berikan peringatan keras. Sebab, sudah menelantarkan warganya yang miskin dan jompo itu," kata Dedi. Tindakan lain yakni pemotongan tunjangan selama tiga bulan. Dana itu diserahkan ke Mak Sahen.
Menurut Bupati Dedi, jika lurah dan camat tak mau dikenai sanksi pemotongan tunjangan, ia mewajibkan mereka untuk menikahi Mak Sahen. "Silakan, mau pilih sanksi yang mana?" ucap Dedi.
Baca: Pemahaman Pancasila Tentukan Kenaikan Jenjang PNS Purwakarta
Yudi, Camat Purwakarta mengaku salah atas hal tersebut. "Saya terima sanksi yang diberikan Pak Bupati atas keteledoran tugas saya sebagai camat," ujar Yudi. Ia berjanji mendatang tidak akan ada lagi kasus Sahen-Sahen lainnya.
NANANG SUTISNA