TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, meninjau kemajuan pembangunan Bendungan Karalloe, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Bendungan ini digadang-gadang dapat mendukung ketahanan air dan kedaulatan pangan di Sulawesi Selatan.
Sejak dibangun oleh PT Nindya Karya pada 2013, pembangunan fisik bendungan ini baru mencapai 12,7 persen. Basuki meminta seluruh tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang dan kontraktor mempercepat pembangunan.
Baca Juga:
Baca: Jokowi Minta Waduk Sei Gong di Batam Selesai Pertengahan 2018
“Saya minta kepada seluruh tim dari BBWS Pompengan Jeneberang maupun kontraktor untuk melakukan percepatan pembangunan yang signifikan agar keterlambatannya tidak terlalu jauh dari kontrak awal,” kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu, 22 April 2017.
Keterlambatan Bendungan Karalloe dikarenakan adanya masalah pembebasan lahan yang lama sehingga target penyelesaian bendungan mundur dari jadwal semula. Saat ini lahan yang telah bebas adalah 94,48 persen dari 229,28 hektar atau seluas 215,04 hektar. Sisanya 14,24 hektar yang tersebar di Kecamatan Tompobulu dan Biringbulu ditargetkan akan selesai tahun ini.
Baca: Menteri Basuki Sodorkan Kerja Sama 4 Proyek Waduk ke Cina
Baca Juga:
Lahan yang digunakan untuk bendungan itu membutuhkan dana Rp 77,5 miliar. Basuki meminta kekurangan dana untuk membeli lahan dan konstruksi fisik segera dilaporkan kepada Dirjen Sumber Daya Air agar anggaran bisa dialokasikan.
Basuki menargetkan Bendungan Karalloe tuntas sebelum 2019. Untuk itu Kementerian PUPR melalui BBWS Pompengan Jeneberangan - Ditjen Sumber Daya Air akan fokus mengakselerasi penyelesaiannya dengan bekerja dalam sistem tiga shift selama tujuh hari dalam seminggu.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 40,50 juta meter kubik yang dapat mengairi sawah irigasi teknis seluas 7.004 hektar, sehingga akan meningkatkan intensitas tanam dari 150 persen menjadi 250 persen.
Manfaat lainnya sebagai sumber air baku 440 liter/detik, pembangkit listrik tenaga air dengan daya 4,5 megawatt serta pengendalian banjir Sungai Karalloe.
Kehadiran infrastruktur ini diharapkan tidak hanya meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kabupaten Gowa, namun juga Kabupaten Takalar dan Kabupaten Jeneponto yang ikut menikmati aliran air dari bendungan.
MAYA AYU PUSPITASARI