TEMPO.CO, Denpasar — Pertemuan pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik ke-9 atau 9th Asia-Pacific Regional Scout Leaders Summit 2017 yang diikuti 152 delegasi dan tamu dari 30 negara di Sanur, Denpasar dimulai Sabtu, 22 April 2017.
Pertemuan tiga tahunan ini dimaksudkan untuk menentukan arah kebijakan pembinaan pramuka di masing-masing negara. “Fokusnya adalah menyelesaikan tantangan dan hambatan serta menyepakati arah dan langkah Pramuka se-Asia Pasifik,” kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.
Baca: Pramuka Makan Tanpa Alas, Kwarcab Kabupaten Tangerang Akui Salah
Pertemuan itu semakin strategis karena digelar menjelang Konferensi Pramuka se Dunia ke-41 (41st World Scout Conference) di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017, dan Konferensi Pramuka se Asia-Pasifik ke-27 (27th APR Scout Conference) di Filipina 2018.
Menurut Adhyaksa pramuka Indonesia sangat diperhitungkan karena merupakan satu-satunya organisasi pramuka, dari 162 NSO anggota WOSM (World Organization of Scout Movement /Organisasi Gerakan Pramuka Dunia) yang memiliki anggota terbesar di dunia, yaitu 17.200.595 (data Munas 2013), atau 21.842.404 anggota (data WOSM 2017).
Menurut Brata T. Hardjosubroto, andalan nasional bidang Hubungan Luar Negeri sekaligus ketua panitia pelaksana APR Scout Leaders Summit 2017, pada 2023 Indonesia diharapkan dapat mencapai target 22,7 juta anggota dari total upaya pencapaian Visi WOSM 2023, yakni mencapai 100 juta anggota Pramuka seluruh dunia.
Simak: Kasus Dana Pramuka DKI Diduga Digelembungkan, Ini Modusnya
“Indonesia memiliki tingkat densitas (kepadatan) paling tinggi di dunia. Dari 109 juta anak muda di Indonesia usia pramuka, 21,8 juta di antaranya adalah anak pramuka. Rasionya 1:5. Artinya, saatu dari lima anak muda Indonesia adalah anggota pramuka,” tuturnya.
Untuk perbandingan, posisi kedua setelah Indonesia adalah Hongkong dan Bhutan. Namun densitasnya terpaut jauh. Pramuka Hongkong tercatat memiliki 97 ribu anggota dari 1,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya, 1: 17. Artinya, dari 17 anak muda di Hongkong, 1 di antaranya anggota pramuka.
Adapun anggota yang kecil sekaligus densitas paling rendah adalah pramuka Papua Nugini. Jumlah anggota Pramukanya hanya 4900 anggota dari 3,6 juta anak muda usia pramuka. Rasionya 1: 727. Artinya, dari 727 anak muda Papua Nugini hanya 1 orang yang tercatat sebagai anggota pramuka.
ROFIQI HASAN