TEMPO.CO, Kuta - Serangkaian peringatan jelang Hari Kartin diadakan, kalangan surfer perempuan di Bali, akan kembali menyajikan atraksi unik. Yakni, melakukan surfing dengan mengenakan kain kebaya khas Nusantara.
“Ini sudah yang ke-7 kalinya. Kita harapkan akan makin banyak pesertanya,” kata Bagus Made Irawan, dari majalah surfing Magic Wave yang menyelenggarakan kegiatan tersebut, Selasa, 18 April 2017.
Baca juga:
Yuk, Berselancar di Bali sambil Memperingati Hari Kartini
Acaranya sendiri akan diadakan pada Kamis pagi ini, 20 April 2017 di Pantai Kuta, Bali. Selain peserta yang sudah terdaftar, turis yang tengah berada di pantai dan tertarik ikut serta pun dipersilakan turut meramaikan Kartini Surfer ini.
“Undangan terbuka sudah disebar di komunitas lokal,” ujarnya. Selain itu, ada dua mahasiswi asal Jerman yang sedang magang di majalahnya akan ikut turun ke laut. Keduanya adalah Sarah Krause dan Kristin Ebeliing.
Baca pula:
Hari Kartini, Peselancar Wanita Ditantang Beraksi dengan Kebaya
Menurut Bagus yang akrab disapa Piping, selain untuk merayakan emansipasi perempuan, acara itu juga untuk mendorong keterlibatan perempuan di olahraga yang sekaligus menjadi daya tarik wisata ini. Saat ini, jumlah surfer perempuan yang masuk kategori profesional mungkin baru sekitar 10 orang. Meski peminatnya sudah mencapai ratusan.
Sementara itu Ketua Asosiasi Surfing Indonesia, Made Supartha Karang menyatakan, kegiatan ini diharapkan mempromosikan olahraga surfing yang pada Olimpiade di Jepang nanti akan mulai diperlombakan juga. Selain itu, kehadiran surfer perempuan juga akan memperkuat promosi wisata surfing.
“Kuta sendiri awal perkembangan sebagai daerah wisata adalah karena kehadiran para surfer,” ujarnya. Mereka itu dengan sendirinya akan menjadi perintis karena akan mengejar lokasi sesulit apapun dengan fasilitas seadanya selama bisa mendapatkan ombak yang bagus. Sayangnya, perhatian pemerintah pada olahraga ini masih sangat minim sehingga aktivitasnya lebih banyak dilakukan oleh orang asing.
ROFIQI HASAN