TEMPO.CO, Malang - Kepala Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Besar Yade Setiawan Ujung mengatakan bangunan ruang tahanan di kantornya sudah tua dan itu mempermudah kaburnya 17 tahanan pada Rabu dinihari tadi, 19 April 2017.
“Kami berjanji untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki bangunan tahanan yang ada,” kata Yade di Markas Kepolisian Resor Malang.
Baca juga:
Tahanan Kabur Ramai-ramai, Enam Polisi Segera Diperiksa Propam
Selain sudah tua, bangunan tahanan yang ada berkapasitas 60 orang tapi diisi 101 orang dan untuk sementara kini tinggal 84 orang setelah 17 orang kabur.
Bekas Sekretaris Pribadi Wakil Kapolri itu menerima laporan kaburnya 17 tahanan pada pukul 04.30 . Diperkirakan mereka kabur antara pukul 02.00 dan pukul 04.00 WIB.
Para tahanan yang kabur berada di ruang pojok kamar 6 sisi utara. Mereka kabur dengan cara menggergaji teralis besi, lalu dibengkokkan untuk bisa menjebol plafon atap ruang tahanan utama. Petugas menemukan gergaji kecil di dalam kamar mandi ruang tahanan. Polisi sedang menyelidiki sumber gergaji, petugas jaga, dan tahanan lain yang tidak kabur.
Baca pula:
Kok Bisa, 17 Tahanan Kabur Ramai-ramai
Markas Kepolisian Resor Malang memiliki tujuh ruang tahanan yang tiap ruang berkapasitas 12 orang. Kamar mandi di ruang nomor tujuh yang dipakai untuk kabur. Lokasinya di pojok paling utara dan tidak terlihat dari ruangan lain.
“Semua tahanan di Ruang Tujuh kabur. Karena lokasinya di pojok paling utara, tidak seorang pun tahanan lain yang melihatnya,” ujar Yade.
Ke depan, seturut renovasi seluruh bangunan tahanan, polisi akan menambah kamera pengawas atau CCTV di seluruh ruangan, termasuk membuat dinding kamar mandi setinggi setengah badan.
ABDI PURMONO