TEMPO.CO, Surabaya - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan warga sekitar pengguna perahu tambang di Gresik dan Sidoarjo sepakat dengan usul pembangunan jembatan penyeberangan. Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, jembatan tersebut nantinya akan dibangun di beberapa ruas wilayah yang menghubungkan Kecamatan Wringin Anom Gresik dengan Kecamatan Balong Bendo Sidoarjo.
“Pembangunan jembatan sudah disepakati oleh beberapa pihak yang terkait dengan penggunaan perahu tambang di Gresik dan Sidoarjo,” kata Gus Ipul setelah mengikuti rapat koordinasi dalam rangka penanganan perahu tambang di kantor Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Selasa, 18 April 2017.
Adapun rencana pembangunan jembatan tersebut menyikapi insiden perahu tambang terbalik yang terjadi di kawasan Wringinanom Gresik pada Kamis, 13 April 2017. Perahu tersebut terguling dan menenggelamkan 10 orang penumpang, dua orang operator perahu, dan tujuh sepeda motor.
Baca: Perahu Terbalik di Gresik, Wagub Jatim Pertimbangkan Standarisasi
Gus Ipul mengatakan rencana pembangunan jembatan tersebut harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, atau Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional. Menurut dia, dari beberapa titik yang selama ini digunakan untuk perahu tambang, akan dipilih titik terbaik yang tepat untuk dibangun jembatan. “Itu perlu waktu 2-3 tahun, karena kami harus kajian dulu,” ucapnya.
Faktanya, Gus Ipul melanjutkan, warga wilayah tersebut memang membutuhkan perahu tambang sebagai sarana penyeberangan yang menghubungkan tempat tinggal dengan tempat kerja. Karena itu, dia menambahkan, masyarakat sekitar sungai masih bisa melakukan aktivitas penyeberangan menggunakan perahu tambang sembari menunggu pembangunan jembatan. “Masih boleh beroperasi, tapi operator harus memperhatikan debit airnya,” katanya.
Gus Ipul berujar, Balai Besar Sungai Brantas dan Jasa Tirta telah menyarankan operator perahu tambang tidak melakukan aktivitas penyeberangan selama debit air masih di atas seratus meter kubik. Menurut dia, kondisi tersebut masih cukup berbahaya untuk aktivitas penyeberangan. “Kalau di bawah 100 meter kubik masih aman dan boleh menyeberang,” ujarnya.
Baca: Pilkada DKI, Gus Ipul Minta Warga Jatim di Jakarta Jaga Ketenangan
Terdapat satu contoh perahu tambang yang sudah cukup bagus dalam hal standar keamanan penumpang. Menurut Gus Ipul, perahu tersebut dilengkapi dengan pengaman seperti pelampung. Bahannya terbuat dari stainless steel dengan ukuran perahu yang cukup luas, yaitu panjang 12 meter dan lebar sekitar 3 meter. Dari total sepuluh perahu, hanya ada satu yang dinilai cukup memenuhi standar keselamatan, yaitu berada di Desa Jeruklegi. Lebar sungai yang menghubungkan antara kedua wilayah tersebut sekitar 50 meter.
Sementara itu, Kepala Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Sidoarjo Fahmi Rosyidi mengatakan warga sekitar memang lebih suka menggunakan perahu tambang dengan alasan akses yang cepat. “Karena memang pakai perahu tambang itu alternatif terdekat. Kalau lewat jalan biasa, ada juga tapi muter dan jauh,” kata Fahmi.
Sedangkan warga Desa Lebaniwaras, Kecamatan Wringinanom Gresik, Yono, mengatakan ketidaksetujuan apabila proses penyeberangan menggunakan perahu tambang ditutup atau diberhentikan. “Kasihan warga harus muter-muter jauh kalau enggak boleh menyeberang pakai perahu tambang,” kata Yono di Wringinanom, Selasa.
JAYANTARA MAHAYU