TEMPO.CO, Sumenep - Bupati Sumenep A Busyro Karim menyatakan penerbangan pesawat komersial dari dan ke Bandara Trunojoyo terkendala adanya bangunan SMA PGRI setempat.
"Sesuai hari koordinasi dengan otoritas Bandara Trunojoyo, semuanya sudah siap. Namun, ada kendala di luar teknis syarat Bandara Trunojoyo, yakni masih berdirinya bangunan SMA PGRI," ujar Bupati Sumenep, A Busyro Karim di Sumenep, Jawa Timur, Jumat malam, 14 April 2017.
Baca : Menhub Budi Karya Akan Percepat Penyelesaian Proyek Bandara Kertajati
Saat ini, Bandara Trunojoyo, Madura, sudah memiliki landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan selanjutnya layak diterbangi pesawat berkapasitas angkut 70 penumpang atau pesawat komersial.
Sebelumnya, Otoritas Bandara Trunojoyo telah menetapkan bangunan SMA PGRI Sumenep sebagai objek penghambat keselamatan penerbangan pesawat.
Sejak beberapa tahun lalu, para pihak terkait di pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan pengelola SMA PGRI dalam rangka relokasi lembaga pendidikan tersebut.
Pemerintah daerah pun menyiapkan dana sekitar Rp 10 miliar untuk merelokasi SMA PGRI ke tempat lainnya agar tidak menghambat aktivitas penerbangan pesawat komersial ke dan dari Bandara Trunojoyo.
Simak juga : Haul Kelima Mbah Lim, Alpansa Siapkan Kado untuk Presiden Jokowi
"Namun, hingga sekarang, upaya relokasi SMA PGRI belum membuahkan hasil. Informasinya terdapat beberapa hal yang harus diselesaikan. Kami akan meminta jajaran kami mengintensifkan koordinasi dengan pengelola SMA PGRI," kata Busyro.
Ia menjelaskan, aktivitas penerbangan pesawat komersial ke dan dari Bandara Trunojoyo tidak bisa dilakukan selama masih ada bangunan SMA PGRI.
Jarak antara ujung landas pacu pesawat di Bandara Trunojoyo dengan bangunan SMA PGRI itu hanya sekitar 230 meter. Kondisi tersebut tidak memungkinkan atau berbahaya bagi penerbangan pesawat komersial.
ANTARA