TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku berduka atas insiden jatuhnya pesawat Cessna milik PT Spirit Avia Sentosa (SAS) usai hilang kontak pada Rabu kemarin. Meski belum mengetahui pasti penyebab kecelakaan tersebut, dia menekankan bahwa cuaca di wilayah Papua patut diwaspadai dalam konteks penerbangan.
"Kita akan buat suatu penginformasian mengenai cuaca dan Traffic Control yang lebih bagus. Sistem pemanduan ke bandara juga diperbagus," ujar Budi saat ditemui di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Kamis, 13 April 2017.
Baca juga: Pesawat Sipil Wajib Lapor Saban 15 Menit Terbang
Menurut dia kecelakaan pesawat di kawasan Papua bisa disebabkan faktor non-fisik, seperti salah perhitungan oleh pilot. Budi pun mengimbau pilot agar memperhatikan kondisi langit sebelum penerbangan.
"Memang (kondisi langit) Papua spesifik, terbanglah pada jam yang tepat. Saya tak bermaksud menyalahkan, tapi memang pada pukul 11.00 ke atas, cuaca di ketinggian sana tak baik untuk diterbangi," tutur mantan bos Angkasa Pura II tersebut.
Pesawat yang dipiloti oleh Kapten Rio Pasaribu itu berangkat dari Tanah Merah, Papua, pada pukul 11.44 WIT (02.44 UTC) dan diperkirakan mendarat di Oksibil pada pukul 12.14 WIT (03.14 UTC). Saat hilang kontak, pesawat itu berada pada jarak 5,8 nautical mile, atau sekitar 10,7 kilometer dari Oksibil.
Kepala Kepolisian Resor Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Polisi Sugito menduga pesawat itu menabrak tebing di sekitar Kampung Kopbikop, Pegunungan Bintang, Papua. "Masyarakat melaporkan pesawat diduga menabrak tebing dan untuk memastikan tim sudah dikirim ke lokasi," kata Sugito seperti dikutip dari Antara, Kamis.
Tim evakuasi yang terdiri dari 21 anggota Polres Pegunungan Bintang bersama masyarakat pun bergerak menyisir lokasi yang berpotensi dilintasi oleh Cessna tersebut.
YOHANES PASKALIS