TEMPO.CO, Banjarmasin - Ratusan bocah lekas berebut memilih aneka buku bacaan yang terpampang di rak-rak buku. Mereka antusias membaca beragam judul buku cerita di setiap sudut ruang perpustakaan. Walhasil, tempat yang semula gudang itu kini penuh riuh rendah celoteh bocah taman kanak-kanak dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.
Guru TK Pertiwi di Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Siti Hamdiyah, merespons positif atas keberadaan perpustakaan khusus anak yang berada di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan. Sebab, Siti merasa bahan buku bacaannya jauh lebih lengkap ketimbang di TK Pertiwi. Siti membawa 25 siswa TK kelas B ke perpustakaan anak itu demi meningkatkan minat baca sejak usia dini.
“Ini sangat menunjang anak-anak serta memotivasi anak untuk lebih rajin belajar dan membaca. Di sekolah, kami kekurangan buku bacaan, terutama buku cerita memasak dan cerita bergambar,” ujar Siti ketika peresmian perpustakaan anak di kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan, Kamis, 13 April 2017.
Siti pun terinspirasi untuk melengkapi buku-buku bacaan sekaligus mempercantik tampilan ruang baca di TK Pertiwi. Melalui cara semacam ini, ia berharap anak-anak lebih gemar membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan Nurliani Dardie menuturkan terus menggencarkan budaya minat baca dan belajar sedini mungkin bagi anak-anak sekolah. Itu sebabnya, tercetus ide mengubah fungsi gudang menjadi perpustakaan anak di perkantorannya. Ia melengkapi perpustakaan dengan aneka macam buku cerita, alat permainan edukatif, kursi, dan meja baca di sana.
“Kami ingin membuat perpustakaan yang ramah anak. Tempat baca itu harus dibikin senyaman mungkin agar anak, orang tua, dan guru pendamping betah berkunjung ke perpustakaan,” ujar Nurliani. Menurut dia, orang tua berperan penting membimbing anak-anaknya agar rajin membaca.
Melalui internalisasi budaya baca sejak usia dini, Nurliani berharap masyarakat Kalimantan Selatan kelak semakin terbiasa membaca buku untuk meningkatkan pengetahuan dan daya saing sumber daya manusia. “Butuh kerja sama orang tua dengan guru di sekolah untuk meningkatkan minat baca. Kami bantu lewat pembelajaran mendongeng dan menyiapkan fasilitas bacanya,” kata Nurliani.
DIANANTA P. SUMEDI