TEMPO.CO, Solo - Ketua Panitia Pusat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Ravik Karsidi mengatakan pendaftaran SBMPTN sengaja dibuka bersamaan dengan ujian nasional Sekolah Menengah Atas. Hal itu bertujuan untuk mengurangi beban server yang digunakan.
"Lulusan SMA tahun 2015 dan 2016 kami sarankan mendaftar pada saat-saat ini," katanya saat ditemui di Universitas Sebelas Maret (UNS) Sollo, Rabu, 12 April 2017. "Sedangkan lulusan 2017 bisa mendaftar setelah hasil ujian nasionalnya keluar."
Baca juga: Universitas Udayana Terima 5.770 Mahasiswa Baru Melalui SBMPTN
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mulai membuka pendaftaran online untuk peserta ujian tulis SBMPTN. Pendaftaran online SBMPTN dibuka pada 11 April 2017 hingga 5 Mei 2017. Diperkirakan, 700 ribu lulusan SMA dan sederajat akan mengikuti ujian tersebut.
Ravik mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendaftar. "Saat mendaftar online, calon peserta diminta mencetak slip pembayaran," katanya. Menurutnya, slip tersebut memuat Kode Pembayaran yang diperlukan untuk melakukan pembayaran biaya seleksi.
Pembayaran sebesar Rp 200 ribu itu dilakukan di bank yang telah bermitra, yaitu Bank Mandiri, Bank BNI atau Bank BTN. Pembayaran dilakukan dengan membawa slip yang telah dicetak.
"Pembayaran harus dilakukan paling lambat tiga hari setelah mendaftar," katanya mengingatkan. Jika terlambat, calon peserta harus mengulangi lagi proses pendaftaran dari awal. "Lebih baik jangan terlambat daripada kerepotan," katanya.
Selain itu, dia juga meminta calon peserta mendaftar sebelum batas akhir waktu pendaftaran. "Pengalaman tahun lalu, sangat banyak calon peserta yang mendaftar di hari-hari terakhir," katanya.
Besarnya jumlah pendaftar membuat website milik panitia SPMB menjadi sulit untuk diakses. "Sebenarnya bisa diakses, tapi perlu waktu yang lama karena banyak yang antre masuk," katanya.
AHMAD RAFIQ