TEMPO.CO, Nganjuk - Upaya pencarian lima korban longsor di Dusun Dolopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dimulai Rabu pagi ini, 12 April 2017. Selain longsor susulan, ambrolnya bendungan sungai yang memicu banjir bandang menjadi ancaman tim SAR selama proses evakuasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nganjuk Soekonjono mengatakan upaya pencarian menggunakan dua alat berat baru bisa dimulai hari ini. Sebelumnya, tim SAR kesulitan memasukkan eskavator meski berukuran kecil ke lokasi karena ketiadaan akses jalan dan potensi rekahan di jalur yang dilalui. “Pagi ini kami akan mulai mengoperasikan alat berat,” kata Soekonjono kepada Tempo.
Baca juga:
Longsor Nganjuk, Perhutani: Akibat Salah Kelola Hutan
Longsor Nganjuk, Tim Gabungan Kerahkan Alat Berat Cari Korban
Penyisiran akan difokuskan pada dasar tebing, yang menjadi dugaan lokasi tertimbunnya korban. Areal ini cukup luas dengan dua titik lokasi yang cukup berjauhan. Lokasi pertama adalah tempat tertimbunnya Paidi, 55 tahun, warga Dusun Janti, Desa Blongko, Kecamatan Ngetos, yang berada di areal persawahan.
Sedangkan lokasi kedua adalah dugaan keberadaan empat remaja yang sedang mengabadikan gambar longsor dari bawah. Mereka adalah Khodri, 15 tahun, seorang pelajar; Doni (23), pekerja swasta; Dwi (17), pelajar; Bayu (14), yang juga tercatat sebagai pelajar. Keempatnya warga Desa Sumber Bendo, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.
Pengerahan personel SAR pagi ini akan dilakukan lebih selektif dengan melibatkan personel tertentu yang memiliki kemampuan lapangan bagus. Sebab, potensi ancaman longsor susulan setiap saat terjadi, terutama saat hujan, di tengah lokasi evakuasi yang berada di dasar jurang.
Untuk mengantisipasi pergerakan tanah di puncak tebing, sejumlah petugas khusus disiagakan agar memberikan laporan cepat ke posko. Selanjutnya, koordinator akan meminta tim di dasar jurang secepatnya meninggalkan lokasi.
Ancaman lain yang mengincar tim SAR, menurut Soekonjono, adalah ambrolnya runtuhan longsor yang membendung sungai di dasar jurang. Sebab, akibat longsor yang terjadi pada Minggu, 9 April 2017, arus sungai terhenti total hingga membentuk bendungan sedalam 50 meter. “Bendungan itu bisa ambrol dan langsung menerjang tim,” katanya.
Sejumlah anjing pelacak milik Unit K-9 Kepolisian Daerah Jawa Timur juga diperbantukan di lokasi pencarian untuk mendeteksi keberadaan korban. Dengan bantuan satwa terlatih ini, penggalian diharapkan bisa lebih akurat, mengingat luasnya areal yang tertimbun longsor.
HARI TRI WASONO