TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015, Abraham Samad, mengutuk serangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. "Ini cara biadab orang yang ingin membungkam penegak kebenaran," katanya di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 11 April 2017.
Abraham mengatakan serangan terhadap Novel sama dengan kriminalisasi. Ia meminta negara dan seluruh aparat hukum melindungi warga yang sedang melaksanakan tugas. "Negara tidak boleh lepas tangan begitu saja," ujarnya.
Baca juga: Kisah Novel Baswedan 3 Kali Ditabrak tapi Selalu Selamat
Ia mengimbau agar negara lebih menghargai warganya. Ia juga mengimbau supaya perlindungan hukum diberikan secara maksimal. Tanpa perlindungan, masyarakat bisa tak berani memberantas korupsi.
Novel disiram air keras oleh dua orang yang mengendarai sepeda motor matik. Kejadian berlangsung setelah Novel salat subuh di dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kepolisian Resor Jakarta Utara sedang menyelidiki kasus ini. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi. Salah satu barang bukti yang ditemukan adalah cangkir berisi cairan yang diduga air keras.
Simak pula: Novel Baswedan Diserang, Hari Ini Dipindahkan ke RS Eye Center
Bukan sekali ini Novel mengalami serangan. Motornya pernah ditabrak saat menuju kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan. Novel juga pernah dipidanakan atas kasus meninggalnya seorang tahanan kala ia masih menjabat penyidik kepolisian di Bengkulu pada 2004.
Novel merupakan penyidik senior KPK. Saat ini, ia sedang menyidik perkara megakorupsi Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP. Ia pernah memimpin penyidikan berbagai kasus besar. Salah satunya kasus korupsi simulator surat izin mengemudi (SIM) di kepolisian.
VINDRY FLORENTIN