TEMPO.CO, Dompu-Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (Dispar NTB) menyiapak detail engineering design (DED) untuk perencanaan pembanguna kawasan wisata Gunung Tambora di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Kajian yang berbiaya Rp 500 juta tersebut hampir selesai dilakukan, untuk membangunnya memerlukan pembiayaan sebesar Rp 250 miliar.
DED kawasan wisata Tambora tersebut meliputi jalur pendakian, faslitas infrastruktur mulai dari jalan, rest area, homestay termasuk arsitektur, gerbang, pusat informasi, toilet, dan rambu. ‘’Pembangunannya tidak sepelik di Lombok karena tidak berkaitan dengan kasus tanah,’’ kata Kepala Dispar NTB Lalu Moh Faozal sewaktu berbicara dalam penutupan Seminar Tambora Menuju Geopark Nasional yang berlangsung di arena Festival Pesona Tambora 2017 di Doro Ncanga Kabupaten Dompu, Senin 10 April 2017 siang.
Baca juga:
Tahun Ini, Festival Pesona Tambora Dihelat Lebih Menarik
Kepala Badan Perencanaaan Pembangunan Daerah NTB Ridwan Syah mengatakan Tambra telah diusulkan dalam kawasan wisata strategis nasional diantara Gili Indah, dan Selong Belanak. ‘’Masterplan sudah diusulkan menjadi satu dari lima daerah yang diprioritaskan,’’ ujar Ridwan Syah. Usulan telah dikirimkan ke Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO.
Luas kawasan Geopark Tambora yang diusulkan mencapai 2.130 kilometer persegi yang memiliki kaldera yang terbentuk akibat letusan yang kekuatannya 171 ribu kali bom atom Hiroshima pada tahun 1815. Proses geologi memunculkan potensi keragaman geologi di Tambora dan sekitarnya mulai dari kaldera, gunung api, kerucut-kerucut sinder, air terjun, pantai vulkanik dan pulau vulkanik.
Baca pula:
April Nanti, Puncak Gunung Tambora Akan Berubah Menjadi Merah
Secara detil disebutkan bahwa di kawasan Tambora terdapat danau kawah Motitoi yang terisi air asin di pulau Satonda sebagai pulau vulkanik. Semula gunung Tambora memiliki ketinggian 4.200 meter kemudian akibat letusan menjadi 2.851 meter. Menyisakan kaldera dengan diameter tujuh kilometer dkedalaman 1.200 meter.
Di kawasan tersebut terdapat berbagai jenis burung, situs arkeologi di Desa Pancasila Kecamatan Pekat, Kabupaten Bima.
General Manager Geopark Gunung Sewu Budi Martono mengutip keberadaannya sebagai mendatangkan pendapatan daerah. ‘’Sangat besar pendapatan asli daerah di Gunung Kidul,’’ ucap Budi Martono. Misalnya semula PADnya Rp 2,3 miliar meningkat menjadi Rp 24 miliar.
Kepala Sub Bidang Geologi Dasar dan Terapan Badan Geologi Aris Kuswono mengatakan bencana letusan gunung Tambora bisa menjadi langka karena peninggalannya yang diakibatkan merupakan satu dari dua peristiwa gunung api di dunia sepertti dialami Pompei di Italia yang terkubur oleh letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Letusannya mengakibatkan tiga kerajaan di lembah Tambora hilang.
SUPRIYANTHO KHAFID