TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Suhardi Alius mengatakan bahwa kepolisian mendalami dugaan anggota DPRD Pasuruan asal PKS, MNU membangun jaringan ISIS.
"Polisi masih melakukan pengembangan hingga saat ini," kata Suhardi usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin, 10 April 2017.
Baca: Anggota DPRD Pasuruan dari PKS Dideportasi, Begini Kronologinya
Detasemen Khusus 88 Antiteror juga mendalami motif dari anggota DPRD Pasuruan yang diduga merupakan anggota ISIS. Oleh karenanya, belum banyak yang bisa disampaikan.
"Masih berbagai macam motifnya, terutama masuk ke sana (Turki) untuk humanitarian, memberikan bantuan. Sedang didalami oleh teman-teman Densus 88," ujar Suhardi.
Diberitakan sebelumnya, Datasemen Khusus 88 Anti Teror menangkap MNU di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, pada Sabtu pekan lalu, 8 April 2017. Ia dicurigai sebagai anggota ISIS karena baru saja kembali dari Turki tanpa alasan yang jelas.
Suhardi melanjutkan, pihaknya dan Kepolisian belum berani mengembil kesimpulan soal MNU apabila pengembangan masih berjalan. Ia meminta publik untuk bersabar hingga pendalaman selesai dilakukan.
Baca: Anggota DPRD yang Ditangkap Densus 88 Dideportasi dari Turki
"Kalau kami mengambil kesimpulan (dia anggota ISIS), itu salah. Sedang didalami ya," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKS Jawa Timur Arif Hari Setiawan mengatakan partainya akan memberi bantuan hukum kepada Nadir (MNU) meski ia memastikan yang bersangkutan tak terkait dengan ISIS.
“Sepengetahuan saya, beliau tidak pernah bicara tentang kelompok dakwah di luar negeri,” kata Arif. “Apalagi doktrin PKS yang kemudian menjadi pegangan serta pemahaman kader dan pengurus adalah menolak cara-cara dakwah yang menggunakan kekerasan.”
ISTMAN MP