Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan Geologi Sudah Peringatkan Adanya Longsor Susulan Ponorogo  

image-gnews
Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, 7 April 2017. Menurut neneknya, Brian terus-terusan menangis saat mengetahui orang tuanya hilang dalam bencana longsor. ANTARA/Zabur Karuru
Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, 7 April 2017. Menurut neneknya, Brian terus-terusan menangis saat mengetahui orang tuanya hilang dalam bencana longsor. ANTARA/Zabur Karuru
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tanah longsor susulan di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, pada Minggu 9 April 2017 pukul 11.44.47 WIB sudah diperediksi dua hari sebelumnya.

“Itu memang daerahnya rentan untuk terjadi longsor susulan, sebagaimana yang kita lihat hari ini,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani  dia saat dihubungi Tempo, Minggu petang, 9 April 2017.

Pada 7 April 2017, PVMBG merilis laporan sementara hasil pemeriksaan singkat Gerakan Tanah di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo.

Baca juga: Evakuasi 24 Korban Longsor Ponorogo Dihentikan

Hasilnya ditemukan potensi longsor susulan akibat material longsor yang terjadi pada 1 April 2017 membendung anak Sungai Tangkil di sisi utara lokasi longsor. Jika  hal ini tidak ditangani bisa memicu longsor hingga banjir bandang.

"Itu salah satu material yang menutup badan sungai, karena penambahan air, di situ akan jenuh dan bergerak. Nah ini yang kita saksikan hari ini,” kata Kasbani.

Menurut Kasbani, beruntung tidak ada korban jiwa dalam longsor susulan yang terjadi hari ini kendati menimbun sejumlah rumah, motor, dan mobil petugas yang sedang membantu pencarian korban longsor.

Potensi longsor susulan ini sudah diwanti-wanti sebelumnya, dengan meminta proses pencarian dihentikan saat hujan turun.

“Mereka sempat menghindar semua. Tapi ada rumah di situ yang kena lagi, ada sepeda motor, dan mobil polisi yang berisi anjing pelacak, tapi semua bisa menghindar,” kata dia.

Kasbani mengatakan, PVMBG sudah menerbitkan rekomendasi sementara agar seluruh warga di lokasi seputaran longsor itu agar direlokasi karena kondisi geologinya dari sisi kerentanan gerakan tanah tidak cocok untuk hunian.

“Di situ juga terjal dan masih ada rekahan-rekahan yang dicurigasi bisa memicu longso susulan. Dan memang daerah itu tidak layak untuk di huni,” kata dia.

Kasbani mengatakan, warga juga direkomendasikan agar tidak memilih lokasi relokasi yang masih berada di seputaran daerah longsoran itu.  Lokasi relokasinya harus mencari daerah-daerah yang lebih aman, relatif datar dan agak jauh dari struktur geologi yang ada di situ.

Rekomendasi PVMBG lainnya di antaranya meminta agar proses evakuasi dilakukan ekstra hati-hati karena masih berpotensi terjadi longsor susulan hingga banjir bandang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Apalagi sekarang musim hujan. Seperti yang terjadi hari ini, materila longsor itu menutup sungai ini akan lama-lama terbendung, dan ini bisa terjadi bendung alami. Sewaktu-waktu bisa jebol. Nah saat jebol ini yang akan bisa menyebabkan banjir bandang,” kata Kasbani.

Hasil pemeriksaan singkat PVMBG menyebutkan gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan dan berkembang menjadi aliran bahan rombakan yang melaui lembah Kali Tangkil dan akan dapat berkembang masuk ke Kali Kajaran. Apabila dipicu hujan dengan intensitas tinggi bisa menyebabkan banjir bandang.

Pemicu gerakan tanah itu diantaranya sifat fisik tanah berupa lempung pasiran setelah lebih dari 5 meter yang gembur dan bersifat lepas. Lalu temuan retakan-retakan pada tebing bagian atas sebelum terjadi longsoran sehingga  menyebabkan tanah menjadi jenuh karena air hujan masuk lewat retakan itu.

Faktor lain adalah kemiringan lereng yang curam lebih dari 40 derajat, perubahan fungsi lahan, minim tanaman keras, serta hujan deras dalam waktu lama sebelum peristiwa longsor terjadi.

Ada sejumlah kesimpulan dalam laporan singkat itu. Yakni daerah bencana masih berpotensi terjadi longsor susulan, material hasil longsor yang menumpuk tidak stabil berpotensi bergerak sebagai banjir bandang apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Selain itu, terdapat genangan air akibat terbendungnya anak sungai Kali Tangkil oleh material longsor yang berpotensi memicu banjir bandang jika tidak ditangani, serta lokasi longsor sudah tidak layak lagi menjadi daerah hunian karena tidak aman.

Simak juga: Longsor Susulan Terjadi di Ponorogo, 3 Eskavator Terseret Lumpur

PVMBG melansir rekomendasi jangka pendek pasca longsor Ponorogo. Diantaranya warga diminta mengungsi ke lokasi aman untuk menghindari longsor susulan, pencarian korban juga harus dihentikan saat hujan turun untuk menghindari kemungkinan longsor susulan.

Lalu  mewaspadai temuan pembendungan sungai sepanjang aliran sungai, menyodet genangan air yang terbendung agar tidak menimbulkan banjir bandang di kemudian hari. Rekomendasi jangka panjangnya diantaranya merelokasi rumah warga yang rusak dan terancam ke lokasi aman, serta penghijauan lagi lokasi.

AHMAD FIKRI

Video Terkait:
Penampungan Sementara Bagi Korban Longsor Ponorogo Dibangun
Psikolog Ikut Pulihkan Kondisi Psikologis Anak Korban Longsor Ponorogo

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

3 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang, di Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Erupsi Gunung Ruang, Badan Geologi Cabut Peringatan Bahaya Tsunami

Gunung Ruang masih berstatus Awas, namun Badan Geologi sudah mencabut peringatan dini tsunami.


Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

4 hari lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

6 hari lalu

Erupsi eksplosif yang terjadi di Gunung Ruang yang berlokasi di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, Rabu malam 17 April 2024. Gunung api itu kini berstatus Awas. (ANTARA/HO-PVMBG)
Letusan Gunung Ruang, Badan Geologi Sempat Peringatkan Potensi Tsunami

Badan Geologi sempat mengingatkan potensi tsunami akibat erupsi Gunung Ruang Sulawesi Utara.


Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

8 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

8 hari lalu

Tim SAR gabungan mengangkut kantong berisi jenazah korban tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Sebanyak dua korban yang dinyatakan hilang akibat tanah longsor di daerah itu berhasil ditemukan sehingga total korban yang meninggal dunia menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

8 hari lalu

Ilustrasi--Pengguna memeriksa informasi cuaca di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG. (ANTARA/Zubi Mahrofi/uyu)a
BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?


Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

9 hari lalu

Warga berada di area terdampak tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam tersebut menewaskan 18 orang yang tersebar di dua titik yakni 14 orang di Palangka, Kecamatan Makale dan empat orang di Lembang Randanbatu, Kecamatan Makale selatan, Tana Toraja sementara dua korban lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menelan 18 korban jiwa. Tim evakuasi membangun posko pengungsi di gereja setempat.


Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

9 hari lalu

Proses evakuasi korban tanah longsor di Makale, Tana Toraja, Minggu, 14 April 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.


Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

9 hari lalu

Petugas memeriksa lokasi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE) Pongkor, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad, 14 April 2024. Foto: ANTARA/HO-Humas Polres Bogor
Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

Polsek Nanggung, Polres Bogor melaporkan terjadi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)


14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

10 hari lalu

Petugas membawa anjing pelacak mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja hingga kini masih mencari warga yang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.