TEMPO.CO, Lamongan-Bekas kombatan Afghanistan, Moro dan Ambon yang kini menjadi pengamat terorisme, Ali Fauzi, 47 tahun, menilai pelaku penembak polisi lalu lintas di Tuban, terlihat tidak ahli senjata. Pelaku seperti kurang tenang, sehingga terkesan tak biasa menggunakan senjata api. ”Mungkin tidak terbiasa,” ujarnya pada Tempo Sabtu malam, 8 April 2017.
Sebab, kata Ali, beberapa kali tembakan yang mengarah ke polisi meleset. Setelah itu mereka kabur sehingga memperlihatkan sikapnya seperti sedang gemetar dan takut. ”Sepintas seperti itu,” ujar adik terpidana mati kasus bom Bali I Amrozi ini.
Baca: Baku Tembak dengan Aparat, 6 Pelaku Penembakan Polisi Tuban Tewas
Ali Fauzi heran para pelaku memilih meninggalkan barang-barang yang seharusnya tidak boleh ditinggakkan, yakni identitas berupa paspor, amunisi dan mobil. "Sehingga identitasnya mudah terbaca," kata Ali,
Ali menduga para pelaku penembakan adalah kelompok pelapis yang mempunyai tujuan lain. Yaitu sebagai tim untuk mengamankan senjata yang masih tersisa.
Ali juga heran saat mobil mereka melewati anggota polisi, langsung menyerang dengan menembak yang justru berakibat fatal. ”Makanya, ini terus dikaji," ujarnya.
Simak: Mobil Penembak Polisi Tuban, Ketua RT: Pemilik Pindah 3Tahun Lalu
Sebelumnya Sabtu pagi tiga orang pengendara mobil menenteng senjata api dan menembaki dua anggota polisi lalu lintas di pos hutan Jati Peteng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban.
Namun penembakan itu tidak mengenai sasaran dan para pelaku kabur melarikan diri masuk ke hutan dengan meninggalkan mobil Daihatsu Terios Nomor Polisi H 9037 BZ yang mereka tumpangi
SUJATMIKO