TEMPO.CO, Ponorogo - Tim SAR gabungan menghadapi kesulitan dalam pencarian 25 korban yang tertimbun material longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada hari ketujuh, Jumat, 7 April 2017.
“Ada titik berbahaya antara sektor A dan B. Di sana ada celah sungai yang dalam,” kata Koordinator Lapangan SAR dan Evakuasi Penanganan Musibah Tanah Longsor Ponorogo, Asnawi Suroso ditemui di lokasi pencarian korban, Jumat.
Simak: Korban Longsor Ponorogo Segera Tempati Penampungan Sementara
Menurut dia, timbunan tanah pada titik itu memiliki kontur yang lembek. Apabila terdapat beban berat di atasnya, seperti ekskavator maka potensi longsornya cukup tinggi. Kondisi itu menyulitkan tim SAR menembus titik yang sejak hari pertama kejadian, Sabtu, 1 April 2017 hingga hari ketujuh belum disisir.
Jika dipaksakan, Asnawi menuturkan terlalu beresiko bagi tim SAR gabungan. Petugas bisa terjebak yang kemungkinan menimbulkan korban tambahan. Kesulitan ini tengah dicari solusinya. Apalagi, titik antara sektor A dan B menjadi fokus penyisiran. Sebab, dinilai menjadi lokasi penyelamatan diri sejumlah korban yang waktu kejadian sedang memanen jahe. “Ekskavator dari sektor C sudah bergabung ke sektor B untuk menuju ke sektor A,” ujar Asnawi yang juga Koordinator Pos Basarnas Trenggalek ini.
Total alat berat yang diterjunkan dalam pencarian korban longsor itu, ia melanjutkan, sebanyak 10 unit. Satu ekskavator yang sebelumnya dioperasionalkan di sektor C telah naik ke sektor B dengan jumlah empat unit. Lima alat berat itu hendak menuju sektor A yang terdapat 4 unit. Adapun satu ekskavator yang lain beroperasi di sektor D. Sektor D merupakan zona tambahan yang ditetapkan pada Kamis, 6 April 2017. “Fokusnya (sektor D) pada perbaikan saluran sungai sebagai dampak dari longsor,’’ kata Asnawi.
Menurut dia, timbunan material longsor di saluran sungai berpotensi mengakibatkan banjir bandang ketika hujan deras. Karena itu, upaya pengerukan tengah dilakukan tim SAR gabungan dengan menggunakan satu unit ekskavator, penyemprotan air, cangkul dan sekop.
Baca juga: Antisipasi Banjir Bandang, Timbunan Longsor Ponorogo Dibersihkan
Pengerukan aliran sungai di sektor D, Asnawi menuturkan memiliki tujuan ganda. Selain mengambalikan fungsi sungai yang tertimbun longsor, juga mencari korban. Sebagian dari 25 warga yang masih terkubur material longsor diperkirakan berusaha menyelamatkan diri. Mereka dimungkinkan masuk ke saluran sungai ketika bencana itu terjadi pada Sabtu, 1 April 2017.
“Juga mencegah 200 rumah warga (di bawah aliran sungai) dihantam air bah yang bercampur tanah longsor,’’ ujar Asnawi.
Sementara, Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Ponorogo, Ajun Komisaris Sudarmanto, menuturkan hasil pada hari ketujuh atau Jumat ini adalah ditemukannya dua unit sepeda motor di sektor B. “Untuk korban manusia belum ditemukan,’’ ujar dia ditemui di posko bencana yang berjarak sekitar 500 meter dari titik nol tanah longsor di Desa Banaran.
NOFIKA DIAN NUGROHO