TEMPO.CO, Ponorogo - Pencarian 25 korban yang tertimbun bencana tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tidak membuahkan hasil pada hari ketujuh, Jumat, 7 April 2017.
“Korban belum ditemukan lagi,’’ kata Koordinator Lapangan SAR dan Evakuasi Penangangan Musibah Tanah Longsor Ponorogo, Asnawi Suroso ditemui di lokasi pencarian korban, Jumat.
Baca : Tanah Retak Berpotensi Longsor Kembali Ditemukan di Ponorogo
Sejak longsor terjadi pada Sabtu, 1 April 2017 hingga kini, tiga dari 28 warga yang tertimbun telah ditemukan di sektor C pada Ahad dan Senin lalu. Mereka adalah Katemi, 70 tahun, Iwan Danang Suwandi (30), dan Sunadi (47).
Tim SAR gabungan yang antara lain terdiri dari personel Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI Angkatan Darat, Kepolisian dan relawan terus melakukan pencarian korban. Mereka menyisir sektor A, B, C dan membuka zona baru yakni sektor D dengan menggunakan 10 unit ekskavator.
Selain itu, Asnawi menuturkan, tujuh anjing pelacak dari Kepolisian Daerah Jawa Timur
dan Markas Besar Polri diterjunkan. Sebagian petugas juga melakukan pengerukan tanah dengan cara manual, yakni menggunakan cangkul dan sekop. Untuk memudahkan upaya yang dilakukan, material longsor juga disemprot dengan air.
Simak pula : Longsor Ponorogo, BPBD Perluas Zona Pencarian Korban
Belum ditemukannya 25 korban, membuat keluarganya yang tinggal di pengungsian nelangsa. Setiap hari, mereka teringat terjadinya bencana tanah longsor pada akhir pekan lalu. Upaya mencari informasi tentang hasil pencarian terus dilakukan.
“Kalau siang saya ke sini dan malam kembali ke rumah saudara untuk tidur (mengungsi),’’ ujar Sutini, 45 tahun ditemui di rumah Kepala Desa Banaran, Sarnu yang menjadi salah satu tempat pengungsian.
Kateno, 55 tahun, suami Sutini merupakan salah seorang korban yang tertimbun longsor dan belum ditemukan. Akibat peristiwa itu, rumah Sutini juga tertimbun material longsor.
NOFIKA DIAN NUGROHO