TEMPO.CO, Makassar-Ulama asal India, Zakir Naik, akan menyampaikan ceramahnya yang bertemakan Quran and Modern Sains di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin, 10 April 2017.
Pejabat Bagian Hubungan Masyarakat Unhas Ishaq Rahman mengatakan kampus tidak melakukan persiapan khusus lantaran semua telah ditangani oleh panitia pelaksana, dalam hal ini Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan.
Baca: Zakir Naik ke Makassar, Laskar FPI Terjunkan 150 Mujahid
"Pada dasarnya kami tak ada persiapan khusus. Tetapi secara teknis kami memberikan dukungan untuk kesiapan gedung dan perlengkapan," ucap Ishaq kepada Tempo, Jumat, 7 April 2017.
Menurut dia gedung yang akan ditempati Zakir Naik ceramah berkapasitas sekitar 3.500 tempat duduk. Sementara dalam kegiatan tersebut panitia pelaksana menyiapkan 10 ribu kuota.
Kendati demikian, tutur Ishaq, panitia telah berkoordinasi dengan pihak kampus untuk menambah kursi di luar gedung, termasuk menambah screen yang terhubung dengan kamera yang ada dari dalam ruangan. "Panitia sudah berkoordinasi dengan kita, agar seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan ini, termasuk peserta di luar juga dapat mengikuti acara," tutur Ishaq.
Simak: Minggu Malam, Zakir Naik Tiba di Makassar
Ketua panitia, Muchtar Daeng Lau, berujar telah menyiapkan dua lokasi, yaitu indoor dan outdoor. Karena menurut dia, kapasitas ruangan terbatas, sedangkan undangan mencapai 10 ribu orang.
"Peserta ini bisa saja lebih dari kuota yang disiapkan. Itulah kami siapkan outdoor yang dilengkapi tenda dan layar lebar, untuk mengantisipasi membeludaknya peserta," tutur Muchtar yang juga FUIB Sulawesi Selatan.
Lihat: Ceramah Zakir Naik di Makassar, Peserta Diimbau Tak Bawa Anak
Muchtar memprediksi jumlah peserta akan membeludak lantaran warga sangat antusias ingin mendengarkan ceramah langsung Zakir Naik. Apalagi, peserta yang hadir ini berasal dari muslim dan non-muslim.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa peserta yang diperbolehkan hadir hanya berusia diatas 23 tahun. Sehingga saat dilakukan verifikasi harus diutamakan kartu tanda penduduk. "Waktu verifikasi kita ketat, banyak yang KTP fiktif kita tak terima," ujarnya.
DIDIT HARIYADI