INFO PURWAKARTA - Devina, 25 tahun, warga Desa Cinangka, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat, rela mempertaruhkan kegadisannya dan berkelana ke berbagai kota mencari ayahnya yang "menghilang" sejak dia berusia 6 tahun.
Perempuan berkebutuhan khusus itu nekat mencari ayahnya karena sudah tak betah tinggal bersama bibinya yang selama ini mengurusnya. Bibinya konon terus bertengkar dengan suaminya sejak Devina hidup bersama mereka.
"Jadi, Neng—sapaan akrab Devina—merasa menjadi penyebab pertengkaran mereka. Akhirnya, Neng berpikiran mencari bapak," ujar Devina kepada sejumlah pewarta yang menemuinya di rumah dinas Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Rabu, 5 April 2017.
Neng mengatakan ibunya meninggal dunia ketika dia berusia 6 tahun. Adapun ayahnya menikah lagi dan pergi dari kampung halaman. Lalu, ia pun dirawat neneknya. Ketika neneknya meninggal, ia kemudian dirawat bibinya.
Ikhtiar mencari sang ayah telah dilakukan Neng sejak 2010, ketika masih tinggal bersama neneknya. Namun upaya pencarian yang dia lakukan ke sejumlah daerah di perbatasan Purwakarta, seperti Karawang dan Bekasi, belum membuahkan hasil.
Ibarat pepatah sudah jatuh tertimpa tangga, ia malah punya kisah getir di balik upaya pencarian itu. "Saya sempat diperkosa orang tak dikenal saat berjalan sendirian di jalan sepi di kawasan industri Kota Bukit Indah (KBI)," ujar perempuan berparas lugu ini dengan terbata-bata.
Pasca-peristiwa memilukan itu, Neng pun jeda mencari ayahnya. Lalu, niat dan upaya mencari ayah yang sangat dirindukan dan dicintai itu kini muncul kembali, ketika dirinya hidup bersama sang bibi dan merasa menjadi pemantik ketidakharmonisan rumah tangga bibinya.
Lalu Neng memulai perjalanan dengan naik bus dari Sadang ke terminal Kampung Rambutan, Jakarta. Kemudian, melanjutkan perjalanan ke Bogor dan akhirnya sampai di Pelabuhan Ratu, Sukabumi. "Neng tersesat dan akhirnya ditolong polisi dan menginap beberapa malam di kantor Polsek Cisaat, Sukabumi," ujarnya. Selama perjalanan itu, Neng mengaku hanya berbekal uang Rp 50 ribu.
Keberadaan Neng di markas Polsek Cisaat kemudian diunggah di akun Facebook Polsek Cisaat. Mengetahui peristiwa memilukan itu, Bupati Dedi langsung beraksi cepat dan menjemput Neng ke Pelabuhan Ratu dan langsung membawanya pulang ke rumah dinasnya.
"Pak Bupati, Eneng, teh, ingin sekolah lagi, ingin pintar kayak orang lain. Kalau tidak merepotkan, Neng juga ingin ketemu ayah," ucapnya sambil terisak.
Mendengarkan kisah getir itu, Kang Dedi, sapaan akrab Dedi Mulyadi, tak kuasa menahan air mata. Dengan segera, dia menelepon Kepala Desa Cinangka untuk mencari tahu alamat terakhir keberadaan ayah Devina. "Ya, bapak akan ikut mencarikan ayah Neng," ujar Kang Dedi.
Dia pun merespons keinginan Devina yang mau melanjutkan sekolah. "Insya Allah, Neng bisa melanjutkan sekolah. Bapak daftarkan jadi siswa Kejar Paket, ya," tuturnya.
Tak lupa, Kang Dedi juga membekali Devina dengan uang tunai Rp 5 juta. "Nih, modal buat usaha counter pulsa, ya," ucapnya sambil menyerahkan uang dalam amplop putih dan sekaligus menghadiahi nama konter pulsanya dengan label Evi Cell. Lagi-lagi, Devina pun berucap syukur.
Pada akhir pertemuannya, Kang Dedi meminta Devina tidak menaruh dendam kepada siapa pun. "Neng harus yakin, harus bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain," katanya. Kini, Devina dalam pengawasan kepala sekolah SMAN 1 Campaka.(*)