INFO NASIONAL - Pengembangan kawasan Teluk Jakarta menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru akan turut meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat sekitar. Sejumlah kajian menunjukkan pengembangan Teluk Jakarta akan menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memperbaiki kualitas lingkungan.
Pengembangan kawasan baru dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya lewat reklamasi 17 pulau oleh swasta yang disinergikan dengan program tanggul laut raksasa milik pemerintah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Tuty Kusumawati menegaskan, saat 17 pulau reklamasi selesai dibangun, potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 1,2 juta pekerja. Potensi itu diperoleh dari hasil kajian lingkungan hidup strategis reklamasi.
Reklamasi juga akan turut memperbaiki kondisi lingkungan Teluk Jakarta yang rusak parah. Dengan demikian, biota laut, termasuk ikan, akan tumbuh dan terbebas dari bahan pencemar, terutama logam berat.
Selain itu, keberadaan 17 pulau tak mengganggu lalu lintas kapal nelayan karena tidak berada dalam wilayah tangkapan ikan (fishing ground). Rencananya, 17 pulau akan berjarak 1-2 mil dari daratan, jauh dari lokasi fishing ground yang berada 7-15 mil dari daratan. Bahkan pemerintah Jakarta akan mengembangkan area penangkapan ikan buatan (artificial fishing ground) menyerupai rumah ikan atau rumpon.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mencatat jumlah nelayan di Jakarta hingga 2015 sebanyak 25.208 orang. Dari jumlah itu, hanya 2.167 nelayan yang memiliki KTP Jakarta dan 23.041 nelayan tercatat sebagai warga non-DKI. Perkembangan jumlah nelayan pada 2005-2015 terus meningkat.
Manfaat Langsung
Pakar teknik lingkungan dan ahli tata air perkotaan Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengaku pernah melakukan survei terhadap nelayan di Kamal Muara dan Muara Angke, Jakarta Utara. Hasilnya, sebagian besar nelayan senior menginginkan keturunannya tidak bekerja sebagai nelayan tradisional. “Kalaupun jadi nelayan, keturunan kami harus menjadi nelayan yang hebat dan memiliki kapal sendiri,” ujarnya menirukan ucapan nelayan.
Ia menjelaskan, kehadiran ruang-ruang baru di Teluk Jakarta merupakan upaya mewujudkan harapan nelayan yang ingin hidup lebih baik dalam 5-10 tahun. Apalagi pemerintah Jakarta telah memetakan fishing ground. Di tempat tersebut, nelayan bisa menangkap ikan dengan potensi besar dan dekat dengan tempat tinggal mereka.
Hunian nelayan juga akan sangat berbeda dari sekarang, yang air lautnya sudah tercemar. Saat ini, ikan yang ada hanya jenis yang mampu beradaptasi dengan lingkungan tercemar atau ikan dengan kandungan bahan berbahaya.
Nantinya akan dibangun kawasan terpadu nelayan, yang di dalamnya terdapat tempat pelelangan ikan, rumah susun, dan sekolah. Para nelayan dapat memilih menjadi nelayan dengan alat tangkap modern atau bekerja menyesuaikan lingkungan baru di pulau hasil reklamasi.
Para nelayan bisa menambah penghasilan dengan menjadi pekerja rumah tangga, mengelola toko, atau bekerja di perkantoran. “Pulau reklamasi tidak mungkin hanya dimiliki orang kaya, tapi pasti memberikan opportunity baru bagi masyarakat sekitar," ucapnya.
Dengan demikian, dampak positif reklamasi terhadap peningkatan kesejahteraan nelayan akan langsung terasa begitu hunian selesai dibangun. "Pekerjaan langsung mereka dapatkan dan tidak perlu menunggu lama. Sama seperti saat dibuka akses tol, tanah di sekitarnya akan menjadi mahal dan aktivitas ekonomi berubah," katanya. (*)