TEMPO.CO, Ponorogo - Tim SAR gabungan terus mencari korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Mereka mengungkapkan suka duka mencari korban dengan mengeruk tanah dengan ekskavator, cangkul maupun sekop. Anjing pelacak juga diterjunkan dalam kegiatan yang berlangsung sejak Sabtu, 1 April 2017 itu.
Hingga Rabu, 5 April 2017, tiga dari 28 korban berhasil dievakuasi dan dimakamkan secara layak. Dua di antaranya, yakni Ketemi, 70 tahun; Iwan Danang Suwandi, 30 tahun ditemukan di sektor C, Ahad lalu. Sedangkan tubuh Sunadi, 47 tahun diangkat dari timbunan tanah di zona pencarian yang sama.
Baca: Longsor Ponorogo, Soekarwo Pertimbangkan Relokasi Warga
Heri Bertus Paronto, anggota tim evakuasi, menuturkan, proses pencarian membutuhkan energi ekstra. Sebab, ketebalan material longsor mencapai 20 meter yang lebih tinggi dibandingkan bencana serupa di Banjarnegara, Jawa Tengah, tahun lalu. “(Di Ponorogo) lebih susah mencari korbannya,’’ kata dia, Rabu, 5 April 2017.
Heri mulai terjun ke lokasi bencana pada Ahad, 2 April 2017. Dia datang dari Yogyakarta bersama sejumlah personel dari Basarnas Yogyakarta yang lain. Sejak saat itu, ia jarang tidur. Setiap malam hari, ketika pencarian selesai, ia kerapkali berdiskusi dengan anggota tim evakuasi di posko hingga pukul 03.00. “Untuk tukar pengalaman,’’ ujarnya.
Pada pukul 06.00, ia sudah bangun. Selang satu jam kemudian, Heri dan ribuan tim SAR melaksanakan apel pagi untuk berkoordinasi tentang kegiatan yang bakal dilakukan hari itu. Kemudian, tim melakukan pencarian di wilayah perbukitan yang dibagi menjadi tiga sektor, yakni A, B, dan C. “Enggak pakai mandi,’’ ucap dia sembari tersenyum.
Di tengah kesibukan mencari korban tertimbun, Heri menyempatkan diri menghubungi keluarganya melalui sambungan handphone. Untuk bisa berkomunikasi, dia harus mencari sinyal operator seluler di titik-titik tertentu. Di lokasi bencana longsor itu, sinyal telepon sulit ditemukan.
Simak: Pengungsi Korban Longsor Ponorogo Butuh Pakaian Dalam
“Jo (panggilan sayang), sudah makan belum,’’ kata dia mengulang kalimat pertama pertama yang diucapkan Heri ketika menelpon istrinya.
Ogik, tim evakuasi asal Solo, mengatakan bahwa proses pencarian korban itu dibagi menjadi tiga shift. Sehingga, para petugas tetap mendapatkan jatah istirahat yang cukup. ‘’Biar tidak terlalu lelah,’’ ujar ia. Ogik dan timnya dari Solo tib di lokasi bencana paa Selasa, 4 April 2017.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Video Terkait:
Longsor Hancurkan Rumah Sopir, 2 Anaknya Terluka, Satu Meninggal
Tiga Korban Longsor Ponorogo, Tim SAR Terus Melakukan Pencarian