INFO PURWAKARTA - Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kecil, Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengeluarkan tiga solusi jitu. Program yang disebut Tri Mandiri ini menjadi jawaban atas program meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelas bawah. Hal tersebut merupakan salah satu janji kampanyenya saat mencalonkan bupati periode kali keduanya, yang akan berakhir medio Juni 2018. Ketiga jurus Tri Mandiri yang dibesut Dedi tersebut adalah Beras Perelek, Keluarga Angkat, dan Satu Keluarga Satu Usaha (Saku).
Program Beras Perelek mendorong efektivitas pengumpulan dan pembagiannya di 193 desa dan kelurahan yang ada di Purwakarta. Program ini merupakan skema subsidi silang dari keluarga mampu kepada keluarga yang tidak mampu. Menurut Dedi, tujuannya sangat strategis. “Dengan mengefektifkan lagi program Beras Perelek, kami menargetkan pada Desember 2017 Purwakarta sudah bebas Rastra, yang biasa disalurkan Perum Bulog,” katanya.
Untuk program Keluarga Angkat, semangat idealismenya tidak beda jauh dengan program Beras Perelek, berupa skema bantuan dari keluarga mampu kepada keluarga yang tidak mampu. Dedi memastikan setiap kecamatan harus memiliki desa percontohan. Jika setiap bulan pelaksanaannya di 40 desa, setelah tiga bulan semua desa di Purwakarta dapat melaksanakan program Keluarga Angkat.
“Teknisnya, bagi aparat sipil negara, TNI, Polri, atau masyarakat yang dinilai sudah mampu bisa menyumbangkan beras sebanyak 10 liter untuk keluarga tidak mampu setiap bulannya,” tutur Dedi.
Program Satu Keluarga Satu Usaha (Saku) digulirkan untuk mengembangkan usaha masyarakat kalangan bawah. Secara teknis akan diberlakukan dalam bentuk bantuan modal usaha yang anggarannya dapat dicairkan melalui Bantuan Keuangan Desa (BKD). “Itu bisa berbagai macam usaha, mulai warung kecil, pertanian, hingga peternakan. Kami kontrol dan memberikan target pengembangan usaha, juga bantuan modal,” ucap Dedi.
Baca Juga:
Untuk menyukseskan program Tri Mandiri tersebut, Dedi menantang semua aparat desa bekerja all out. Tantangannya disertai reward yang menarik. “Kalau program ini semua berjalan baik, di APBD 2018 dianggarkan honor kepala desa menjadi Rp 7,5 juta dan RT menjadi Rp 1 juta,” kata bupati yang sehari-harinya selalu mengenakan pakaian khas Sunda itu. (*)