TEMPO.CO, Pangkalpinang – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan anak-anak di daerah tersebut rawan mengalami kejahatan seksual. Sebab, banyak anak usia sekolah tinggal berdekatan dengan lokasi kamp-kamp pertambangan timah.
”Anak-anak di Bangka Belitung banyak yang tinggal dan bermain disekitar lokasi penambangan yang banyak orang asing. Terkadang lepas dari pengawasan orang tua. Ada beberapa kasus yang kita temukan kekerasan terhadap anak baik secara seksual maupun fisik disekitar lokasi penambangan,” ujar Ketua KPAD Bangka Belitung Sapta Kodria Mahfi kepada Tempo, Rabu, 5 April 2017.
Baca juga:
Kementerian PMK: Pornografi Sumber Kekerasan Seksual pada Anak
Sapta mengatakan pihaknya saat ini rutin melakukan sosialisasi pencegahan dan perlindungan anak dari kekerasan di desa-desa yang ada di Bangka Belitung.
”Kita bekerja sama dengan aparatur desa setempat dalam melakukan sosialisasi. Kita juga turut mendampingi dan memberi motivasi bagi anak yang telah mengalami kekerasan, baik korban maupun pelaku, hingga pendampingan terhadap anak yang terjerat tindak pidana,” ujar dia.
Menurut Sapta, di Bangka Belitung, kasus kekerasan terhadap anak cenderung meningkat setiap tahun. Hal tersebut telah menjadi perhatian serius pihaknya untuk melindungi anak dari kekerasan.
Baca pula:
Komnas Anak: Pelaku Kejahatan Seksual terhadap Anak Pantas Dikebiri
”Tahun 2016, kita menangani 16 kasus yang berhubungan dengan anak. Tahun 2017 ini saja kita sudah tangani 14 kasus. Bukan tidak mungkin ini akan terus bertambah sampai akhir tahun. Tapi kita harapkan tidak terjadi lagi,” ujar dia.
Sapta menambahkan, pihaknya mengimbau orang tua agar lebih mengawasi anak-anaknya dari pergaulan dan kondisi lingkungan sekitar. Peran serta keluarga dinilai cara yang ampuh untuk menghindari anak-anak menjadi korban ataupun pelaku kekerasan.
”Kita juga akan rutin menggelar razia tempat-tempat hiburan maupun lokasi tongkrongan yang diduga sering dikunjungi oleh anak di bawah umur. Upaya ini mendapat respons dan dukungan positif dari para tokoh masyarakat,” ujar Sapta.
SERVIO MARANDA