TEMPO.CO, Jakarta -Rapat paripurna Dewan Perwakilan Daerah yang digelar dini hari tadi memilih Oesman Sapta Odang sebagai Ketua DPD yang baru periode 2017-2019. Langkah para senator untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Hanura ini untuk menuju kursi RI-7 sudah dimulai sejak akhir tahun lalu.
Senator asal Kepulauan Riau Djasarmen Purba mengaku dilobi anggota DPD lain untuk setuju mencalonkan Oesman sebagai pimpinan DPD. Ia bercerita mulai didekati "tim sukses" ini sejak akhir 2016 sebelum Oesman menjadi Ketua Umum Partai Hanura.
Baca juga:
Oesman Sapta Terpilih Ketua DPD, PUSaKO: Pemilihan Cacat Hukum
Menurut Djasarmen, "tim" ini menjanjikan akan mencalonkan dirinya sebagai pimpinan DPD perwakilan dari wilayah Barat bila setuju mendukung Oesman. "Saya dirayu. 'Nanti kalau di Sumatera itu, Pak Djasarmen saja yang menggantikan (Mohammad) Saleh'," katanya saat ditemui di ruangannya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 April 2017.
Selain itu, kata Djasarmen, dirinya dijelaskan bila mendukung Oesman maka akan lebih banyak anggaran yang dikucurkan ke DPD. "Artinya (pimpinan yang baru) akan berjuang ke kementerian dan DPR berkali-kali lipat," ujarnya.
Baca pula:
Kisruh DPD, Ratu Hemas Anggap Terpilihnya Oesman Sapta Ilegal
Alasan ketiga yang diyakinkan padanya agar mendukung Oesman adalah perjuangan DPD untuk mengamandemen UUD 1945 akan lebih mudah. "Tapi, saya menolak secara halus sebab kami kawan," tuturnya.
Djasarmen tidak menyebutkan siapa yang mendekatinya. "Yah dari wilayah Timur, lah," ucapnya.
Simak:
Jusuf Kalla: Kericuhan di Sidang Paripurna DPD Memalukan
Senator asal Sulawesi Utara Benny Ramdhani yang juga kader Partai Hanura berujar beberapa senator yang tergabung dalam Kelompok Perubahan memang menginginkan agar Oesman menjadi Ketua DPD. Alasannya, Oesman dinilai berpihak pada daerah, berkecukupan, memiliki jaringan luas, dan mempunyai pengaruh politik yang kuat.
Benny membenarkan Kelompok Perubahan ini mendekati senator lain agar mendukung Oesman. "Gak bisa dibilang pendekatan khusus, ya. Di ruangan saja kalau ngobrol-ngobrol," ujarnya.
Ia membenarkan upaya Kelompok Perubahan ini mendorong agar Oesman dicalonkan sebagai Ketua DPD sejak akhir 2016. "Iya bisalah sekitar itu," ucapnya.
Sementara itu, Oesman mengatakan dirinya dicalonkan sebagai pimpinan bukan atas dasar keinginan pribadi. "Itu kan kewenangan anggota," ujarnya.
Bahkan, kata Oesman, dirinya diminta untuk ikut dalam pemilihan pimpinan DPD malam tadi meski saat itu ia tidak hadir. "Saya dibangunkan dan diminta ikut serta dalam pertandingan ini," katanya.
AHMAD FAIZ