TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik merasa terkesan setelah 2 hari menjadi santri di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Wakil Direktur III Muallimin Dedik Fatkhul Anwar mengatakan, Dubes Inggris mengakui Muallimin adalah pesantren papan atas dan metode pendidikannya dilakukan dengan bersahabat.
"Tidak ada jarak antara guru dengan siswa," kata Dedik mengutip kalimat Malik di sela kegiatan kunjungan balasan ke Kantor Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Selasa 4 April 2017.
Baca:
Muhammadiyah Godok Kurikulum Integrasi Ilmu Barat dan Islam
Dedik melanjutkan, Dubes Malik merupakan seorang Muslim dari Inggris yang berkepribadian baik. Saat menjadi santri di Muallimin, Malik menyempatkan beraktivitas layaknya peserta didik di pesantren milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut.
Beberapa yang dilakukan Dubes Inggris di Muallimin, kata dia, seperti belajar, salat berjamaah, makan bersama, mengisi kuliah subuh dan kegiatan lainnya layaknya santri. Kegiatan satu malam 'nyantri' tersebut dilakukan pada 22-23 November 2016 bersama 1.200-an santri Muallimin.
Atas kegiatan Malik itu, Dedik mengatakan, pada Senin 3 April 2017 telah menemui Dubes Inggris sebagai bagian dari kunjungan balasan. Dalam kunjungan balasan itu, Muallimin menindaklanjuti berbagai kerja sama pendidikan dengan pemerintah Inggris.
Baca: Boediono Terkesan oleh Pendidikan Muhammadiyah
Di antara kerja sama itu adalah pertukaran pelajar, perancangan modul belajar bahasa, peningkatan kapasitas guru Bahasa Inggris, relawan bahasa British Council untuk Muallimin dan kegiatan lainnya.
Dedik berharap, kemitraan dengan British Council nantinya dapat menghadirkan para ahli bahasa berpengalaman untuk turut mendidik santri Muallimin mengenai Bahasa Inggris. "Anak-anak diharapkan terpicu karena diajari bahasa Inggris oleh para ahli," ucapnya.
Sejauh ini pendidikan bahasa perlu penyegaran metode strategi, pembelajaran dan keahlian. "Jika anak-anak ikut agar dia bisa terinspirasi," kata Dedik sambil melanjutkan, kerja sama dari sektor pendidikan bahasa itu diharapkan dapat memperkuat pesantren Muallimin yang memiliki kurikulum pendidikan dua bahasa yaitu Arab dan Inggris.
"Bapak Dubes Moazzam Malik mengapresiasi santri Muallimin yang penuh potensi. Dubes mendukung dan berkomitmen untuk bekerja sama dan membantu peningkatan kapasitas di Muallimin," ujarnya.
ANTARA