TEMPO.CO, Yogyakarta - Pendakwah, ilmuwan Islam, dan pakar perbandingan agama asal India Zakir Abdul Karim Naik alias Zakir Naik menilai pemimpin Muslim zaman sekarang yang mengimplementasikan ajaran yang terkandung dalam Al Quran dan Hadis kian sedikit. Lantaran banyak politisi dan pemimpin Muslim yang memisahkan antara Islam dan politik dengan alasan takut kehilangan jabatan.
“Meski mereka pemimpin Muslim, tapi memilih takut kehilangan kursi duniawi ketimbang jabatan di akhirat. Mereka lupa berpegang teguh pada Quran dan Hadist,” kata Zakir saat konfereni pers di lantai V Gedung AR. Fachrudin A Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di lingkar selatan Kabupaten Bantul, Senin, 3 April 2017.
Baca: Ceramah di Bandung, Zakir Naik Ditanya Tentang Kelahiran Tuhan
Zakir melanjutkan, tak ada pemimpin sempurna yang menyerupai kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Menurut penghafal Quran dan Injil itu, hanya kepemimpinan Nabi Muhammad yang menjalankan politik sesuai syariat Islam. Tak heran apabila Rasul terakhir itu adalah contoh pemimpin yang terbaik.
“Politik sekarang itu kotor,” kata Zakir. Padahal, kata dia, Islam adalah way of life. Islam mengajarkan apa yang harus dilakukan dan yang harus ditinggalkan. “Politik harusnya begitu. Selaras dengan ajaran Islam,” kata dia.
Baca: Zakir Naik Kritik Media dan Medsos Sebarkan Arti Jihad yang Salah
Zakir Naik hari ini menyampaikan kuliah umum di di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kuliah umum bertema "Religion as an Agent of Mercy and Peace" dihadiri oleh ribuan peserta dari lintas agama, tidak hanya Islam.
PITO AGUSTIN RUDIANA