TEMPO.CO, Yogyakarta - Ulama dan ilmuwan asal India yang menguasai tentang keislaman dan ilmu perbandingan agama, Zakir Naik, memberikan prioritas kepada peserta nonmuslim untuk menyampaikan pertanyaan dan pendapat. Sejumlah peserta muslim diminta antre setelahnya.
"Karena Islam adalah agama yang menyebarkan perdamaian tak hanya untuk umat muslim, tapi juga untuk seluruh manusia di dunia," kata Zakir saat menyampaikan kuliah umum dengan tema "Religion as an Agent of Mercy and Peace" di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin, 3 April 2017.
Baca: Ceramah di Bandung, Zakir Naik Ditanya Tentang Kelahiran Tuhan
Setiap kali satu peserta selesai bertanya, Zakir akan kembali meminta peserta nonmuslim lain mendapat prioritas bertanya. "Bahkan dalam kesempatan selanjutnya, mereka tak perlu mendaftar. Tapi bisa datang langsung dalam kuliah umum saya," kata Zakir.
Hingga siang ini, setidaknya sudah lebih dari lima peserta nonmuslim yang menyampaikan pertanyaan tentang Islam dan agamanya, termasuk peserta mualaf. Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMY Hilman Latif, dialog yang dijalin Zakir dengan peserta menginspirasi dialog budaya lintas agama.
"Apalagi Zakir tak hanya mendasarkan pada Al-Quran dan hadis, tapi juga mempelajari kitab suci agama lain," kata Latif.
Baca: Peminat Zakir Naik: Selain Muslim, Ada Hindu, Budha dan Kristen
Kuliah umum Zakir di UMY merupakan rangkaian dari Visit Indonesian 2017 setelah ia berceramah di Bandung. Kuliah umum dimulai pukul 09.00 dan akan dilanjutkan ke Ponorogo.
PITO AGUSTIN RUDIANA