TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangile mengatakan penduduk di lokasi terdampak longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo akan direlokasi. Sebanyak 5 lembaga melakukan kajian ini.
Lima lembaga itu adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Baca: Longsor di Ponorogo, Puluhan Warga Tertimbun - Tempo.co
"Bersama pemerintah daerah, kami meminta tempat relokasi penduduk. Bupati setuju usulan masyarakat membangun di ladang mereka," kata Willem Rampangile dalam siaran persnya, Senin, 3 April 2017.
Willem menambahkan, akan ada kajain lebih dahulu apakah daerah yang diusulkan masyarakat sebagai tempat relokasi aman dari potensi bencana. Dia juga memuji upaya pemerintah daerah dalam menangani bencana longsor tersebut.
Penanganan pengungsi, kata Willem, sudah baik oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan. Operasi pencarian korban juga sudah dikelompokkan dan terus dilakukan.
Simak: Longsor Ponorogo, Gus Ipul: Seharusnya Korban Jiwa Bisa Dihindari
Masa tanggap darurat berlaku dari 2 April 2017 sampai 15 April 2017, pencarian dan penanganan pengungsi masih terus dilanjutkan. "Ada tujuh alat berat dan dibagi tiga sektor. Sektor A oleh Basarnas, sektor B oleh TNI dan sektor C oleh Polri," ucap Willem.
Willem Rampangilei bersama Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni dan Rektor UGM Dwikorita melakukan peninjauan lapangan pasca bencana tanah longsor. Dwikorita mengatakan struktur geologi di sekitar tempat kejadian berupa patahan. "Perbedaan morfologi menyebabkan aliran longsor berbelok sehingga cukup jauh dampak dari longsor," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, BNPB juga memberikan dana siap pakai sebesar Rp 500 juta untuk penanganan darurat bencana. Dana tersebut digunakan untuk operasional dalam penanganan darurat.
Lihat: Longsor di Ponorogo, Ratusan Warga Diungsikan ke Zona Lebih Aman
Bencana tanah longsor ini akan menjadi bencana yang ditangani oleh Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo. BNPB terus melakukan pendampingan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah, baik pendanaan, logistik, manajemen dan tertib administrasi selama masa tanggap darurat bencana longsor di Ponorogo
Hingga Senin pagi ini, dua korban meninggal telah ditemukan sedangkan 26 korban masih hilang. Sebanyak 300 jiwa mengungsi di rumah kepala desa dan menumpang sanak saudara terdekat yang aman dari longsor.
Kondisi pengungsi memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan dasar seperti permakanan, pakaian, selimut, air bersih, sanitasi, trauma healing dan lainnya. Kondisi hujan masih sering turun di lokasi longsor sehingga mengganggu aktivitas pencarian korban.
DIKO OKTARA