TEMPO.CO, Magelang - Peziarah terus berdatangan ke makam Kresna Wahyu Nurrachmad, siswa SMA Taruna Nusantara yang dibunuh teman seasramanya, AMR, di Taman Pemakaman Umum Giriloyo, Ahad, 2 April 2017. Kresna ditusuk di bagian leher. Ketika Tempo mengunjungi makam Kresna, terdapat deretan karangan bunga seperti dari Komite Sekolah SMA Taruna Nusantara, Paguyuban Taruna Nusantara 27, dan lain-lain.
Sukadi, seorang petugas penggali di Taman Pemakaman Umum Giriloyo, mengatakan sejak Sabtu lalu, dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00, peziarah mendatangi makam siswa SMA Taruna Nusantara, Kresna Wahyu. Bahkan, kata Sukadi, peziarah itu berasal dari Semarang, Bandung, dan Jakarta yang datang dengan mobil. Mereka berasal dari kalangan TNI dan Polri yang datang untuk berziarah.
“Yang dari luar kota itu sebagian besar teman dari ayahnya Kresna. Tapi kebanyakan yang datang ke sini itu siswa-siswi dari SMA Taruna Nusantara,” katanya, Ahad, 2 April.
Sukadi menuturkan menerima permintaan penggalian kuburan sekitar pukul 08.00. Penggalian dilakukan pada pukul 10.00 bersama keenam rekan Sukadi dalam kondisi hujan. Dia juga turut menyiapkan tenda berukuran 3 x 2 meter berwarna kecokelatan dari Akmil.
“Selesai semuanya termasuk memasukkan jenazah dan tahlil sekitar jam sembilan malam,” ujarnya.
Di lokasi permakaman, terlihat empat siswi dengan menggunakan pakaian lengan panjang dipadu dengan rok berwarna biru, lengkap dengan baret yang terdapat logo SMA Taruna Nusantara. Dua orang di antaranya sedang berjongkok. Sedangkan dua lainnya sedang berdiri mengamati makam Kresna yang masih basah. Kemudian dengan wajah datar mereka melenggang.
Tak berselang lama, seorang siswa dengan berpakaian sama datang sembari membawa tas yang dipegang di tangan kanannya. Dari raut wajahnya, dia tampak kebingungan mencari makam Kresna. Setelah mengamati beberapa menit dan merasa yakin di dekatnya merupakan makam Kresna, dia berjongkok untuk memanjatkan doa sembari membuka kedua telapak tangannya. Doa yang dilakukan tidak sampai satu menit. Ditutupnya dengan mengusap wajahnya.
“Jangan saya. Maaf saya tidak bisa,” katanya menghindari dengan langkah yang cepat.
BETHRIQ KINDY ARRAZY