TEMPO.CO, Ponorogo - Proses evakuasi korban tanah longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, berlanjut, Ahad pagi, 2 April 2017. Sekitar 1.000 personel dari Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-eks Karesidenan Madiun, TNI, Polri, dan relawan terjun ke lokasi bencana.
Baca juga: Menteri Khofifah Usulkan Relokasi Korban Longsor Ponorogo
Selain terlibat dalam pencarian 28 korban yang tertimbun, para petugas bersiaga di sejumlah posko. Mereka saling berkoordinasi melalui saluran radio lantaran susahnya sinyal telepon seluler di kawasan lereng Pegunungan Wilis tersebut.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono mengatakan dalam proses evakuasi diterjunkan enam unit kendaraan berat. Ekskavator itu berasal dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. "Fokus evakuasinya masih mencari korban manusia," kata Budi, sapaan Setyo Budiono.
Menurut dia, proses evakuasi mulai dijalankan pukul 08.00. Operator kendaraan berat mulai bertugas di wilayah yang dibagi menjadi tiga zona, yakni A, B, dan C. "Tim masih terus melakukan pencarian korban yang tertimbun," ujar Budi.
Korban tertimbun longsor mayoritas adalah warga yang sedang memanen jahe di kebun ketika bencana itu terjadi Sabtu pagi, 1 April 2017. Selain itu, sejumlah warga mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut. Mereka dirawat di Puskemas Punung, puskemas di kecamatan lain dan Rumah Sakit Umum Daerah Ponorogo dr Harjono.
Warga berharap proses evakuasi terhadap para korban bisa segera rampung. Tubuh korban dapat segera disucikan dan kemudian dimakamkan. "Semoga segera ditemukan," ujar Muhtarom, seorang warga yang lima kerabatnya ikut tertimbun tanah longsor.
NOFIKA DIAN NUGROHO