Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Alokasi Anggaran Atasi Ketimpangan Kemiskinan DIY Hanya Rp 5 M

image-gnews
Warga menunggu pembagian sembako gratis saat digelarnya Bakti Sosial Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO) di Ledok Code, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Kamis (29/11). Dalam bakti sosial ini para anggota IWAYO menggelar potong rambut massal gratis, bagi-bagi sembako dan pakaian bekas pantas pakai kepada warga di kawasan Sungai Code. TEMPO/Suryo Wibowo
Warga menunggu pembagian sembako gratis saat digelarnya Bakti Sosial Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO) di Ledok Code, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta, Kamis (29/11). Dalam bakti sosial ini para anggota IWAYO menggelar potong rambut massal gratis, bagi-bagi sembako dan pakaian bekas pantas pakai kepada warga di kawasan Sungai Code. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Meskipun prioritas pembangunan DIY saat ini adalah mengatasi ketimpangan kemiskinan, tetapi besaran alokasi anggaran APBD DIY 2017 untuk mengatasinya hanya lima persen dari total dana yang dikelola atau berkisar Rp 5 miliar. Sedangkan besaran APBD DIY 2017 Rp 5,18 triliun yang terdiri dari belanja langsung Rp 2,42 triliun dan belanja tak langsung Rp 2,75 triliun.

Padahal prioritas pembangunan saat ini adalah mengatasi ketimpangan kemiskinan dengan prosentase kemiskinan berdasar data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per September 2016 adalah 13,10 persen atau kurang tiga poin dari target nasional 10,70 persen.

Baca juga:
BPS: Jumlah Penduduk Miskin Yogyakarta Bertambah

“Prosentase anggaran terbesar untuk reformasi birokrasi yang dibuat roadmap 2012-2017. Jadi untuk internal birokrat sendiri. Tidak tepat sasaran,” kata Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Muhammad Taufik Arrahman saat menyampaikan dalam diskusi bulanan bertajuk Membedah Ketimpangan Desa-Kota di Joglo Winasis Institute for Ressearch and Empowerment (IRE) di Sleman, Kamis, 30 Maret 2017 sore.

Sedangkan upaya pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan sejak 2012-2015 adalah dengan mengintervensi lewat bantuan keuangan khusus. Dana yang digelontorkan Rp 1 juta per rumah tangga miskin dengan harapan bisa untuk meningkatkan produktivitas.

“Duit satu juta oleh petani atau buruh tani akan dikonversi apa? Enggak cukup bermakna buat nambah modal,” kata Taufik.

Berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) 2012-2015 ternyata desain program tersebut bermasalah. Lantaran elitis karena dieksekusi oleh beberapa aktor saja, sasaran program tidak diklarifikasi berdasar pekerjaannya tetapi dikelompokkan berdasarkan kedekatan tempat tinggal, orientasinya pragmatis sekedar untuk menambal keuangan rumah tangga miskin saat disurvei Badan Pusat Statistik (BPS). Alhasil, penurunan kemiskinan DIY kurun waktu itu hanya 0,27 persen dari target 2 persen.

Sementara strategi kebijakan untuk mengatasi ketimpangan saat ini, menurut Taufik dengan memperkuat perlindungan sosial yang difokuskan pada kelompok miskin yang tinggal di wilayah yang ketimpangan kemiskinannya tinggi. Misal, membuat opsi asuransi untuk petani yang gagal panen, juga membuat desain beasiswa untuk anak petani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Desainnya enggak mudah. Belum ditemukan formulasinya,” kata Taufik.

Persoalannya, menurut peneliti senior IRE Arie Sujito, keuntungan dari modernisasi dikuasai segelintir elit. Tetapi risikonya dibagikan kepada masyarakat kelas bawah sehingga jarak ketimpangan makin besar.

“Polusi yang ditimbulkan mobil mewah dinikmati pertama kali oleh masyarakat kecil. Bukan pemilik yang ada di dalam mobil,” kata Arie menganalogikan.

Melalui riset lima bulan selama 2016 antara International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Oxfam, Direktur INFID Sugeng Bahagijo menilai dari empat sumber ketimpangan di Indonesia, hanya ketimpangan kesempatan yang mudah diatasi. Solusi ketimpangan kesempatan adalah dengan menyediakan akses listrik, air bersih, jalan. Sedangkan tiga ketimpangan lainnya yang sulit diatasi adalah ketimpangan pasar kerja, konsentrasi kekayaan, dan ketimpangan menghadapi goncangan.

“Jadi negara harus hadir untuk mengatasinya. Jangan hanya diserahkan pada pasar,” kata Sugeng.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

15 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

21 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

21 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

23 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

23 hari lalu

Pekerja merapikan kotak suara untuk Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Kota Tangerang Selatan di Kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 17 November 2020. Pilkada Kota Tangerang Selatan 2020 diikuti tiga pasang calon Wali kota dan Wakil Wali kota. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Jelang Pilkada 2024, Kemendagri Minta Daerah Persiapkan Sejumlah Hal Ini

Kemendagri meminta daerah memastikan persiapan, mulai dari ketersediaan biaya hingga penanganan pelanggaran dan sengketa hasil Pilkada 2024.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

25 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

28 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

36 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.