TEMPO.CO, Balikpapan - Raut muka Abdul Tholib, 51 tahun , datar tanpa ekspresi. Hanya sesekali saja pria itu menampakkan senyumnya saat bertegur sapa. Ada kepedihan mendalam yang dialami pria warga Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Istrinya, Siti Humaida, 47 tahun, mati suri pasca operasi sterilisasi tujuh tahun silam. Dokter mendiagnosanya mengalami vegetative state atau kerusakan otak serius membuat fisiknya tidak mampu merespon rangsangan sekitar.
Baca juga:
Tragis, Wanita Ini Mati Suri 6 Tahun Setelah Operasi Steril
"Saya hanya mencoba tenang saat berkomunikasi dengan orang lain,” kata Abdul Tholib di Balikpapan, Rabu, 29 Maret 2017.
Masalah ini bermula saat Humaida, 41 tahun, melahirkan anak kelima secara normal di RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser. Pihak rumah sakit merujuk ke sebuah klinik yang menangani proses kelahiran. DIduga karena mempergunakan surat keterangan tidak mampu.
Proses kelahiran berjalan lancar dengan lahirnya bayi perempuan dinamai Nabira. Saat itu, salah seorang perawat menyarankan untuk operasi sterilisasi guna mengendalikan kehamilan ibu sang bayi, karena anaknya sudah lima sehingga disarankan menjalani operasi sterilisasi.
Pasca operasi sterilisasi, ibunya mendadak mengalami kejang hingga detak jantungnya berhenti. Dia memperkirakan ibunya tidak memperoleh penanganan medis yang semestinya dari petugas medis berupa pernapasan buatan dan alat pacu jantung.
“Perawat hanya panggil-panggil ibu saja, setidaknya selama 30 menit seperti itu. Hingga akhirnya memanggil dokter untuk meminta bantuan. Namun kondisi ibu saya sudah seperti sekarang ini,” ujar Januar, puteranya, pernah menuturkan.
Kini, Abdul Tholib enggan meratapi nasib yang dialaminya ini. Bukan perkara mudah bertahun-tahun merawat istrinya yang terkulai layu di pembaringan. Hidupnya bisa diibaratkan berpindah pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya di Kalimantan Timur.
Tercatat sudah empat rumah sakit yang dijelajahinya untuk berharap kesembuhan istri tercintanya, diantaranya klinik bersalin Muhammadiyah, RS Panglima Sebaya Paser, RS Kanujoso Djatiwibowo dan terakhir RS AW Sjahranie.
Sudah lima bulan terakhir, tim medis RS AW Sjahranie Samarinda mengupayakan penyembuhan Siti Humaida. "Hasilnya nihil hingga kini, belum ada perubahan berarti," kata Tholib, lirih. Ia memandang Humaida, istri yang dicintainya. Diam seribu kata.
SG WIBISONO I S. DIAN ANDRYANTO