TEMPO.CO, Makassar - Tim Khusus Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan menembak mati bandar narkoba Ruslan alias Cullang di Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat, Selasa dini hari 28 Maret 2017.
Kapolda Sulawesi Selatan, Inspektur Jenderal Muktiono mengatakan bahwa warga Jalan Balana Kota Makassar ini masuk daftar pencarian orang (DPO) sudah tiga bulan. Bahkan, Ruslan menjadi bandar besar narkoba sudah menjalankan aksinya sejak lima tahun lalu. "Sudah lima orang dari jaringan Ruslan yang tertangkap. Terakhir sabu 9 kilogram yang berasal dari Ruslan kita amankan di Pelabuhan Makassar," kata Muktiono saat jumpa pers di Rumah Sakit Bhayangkara, Rabu 29 Maret 2017.
Baca juga:
Peredaran Narkoba di Timika Makin Gawat
Muktiono mengakui bahwa bandar narkoba ini cukup cerdas dan licin dalam menjalankan aksinya. Sehingga, lanjut dia, semenjak mengetahui dirinya buron maka selalu berpindah-pindah tempat, bahkan memiliki gaya berbeda-beda saat bepergian. "Ini demi menghindari kejaran petugas," kata dia.
Namun, pelarian bandar narkoba tersebut kandas setelah ditangkap di kos-kosannya di Kabupaten Mamuju Utara. Menurut dia, bandar narkoba yang tertangkap ini merupakan sindikat jaringan internasional seperti Cina lalu masuk ke Malaysia dan selanjutnya ke Indonesia.
Baca pula:
Perilaku Penyalahgunaan Narkoba Bisa Normal ...
"Pelaku ditembak karena sempat melakukan perlawanan, padahal anggota sudah melepaskan tembakan peringatan," tutur dia.
Adapun barang bukti yang diamankan yaitu uang pecahan Rp 100 ribu senilai Rp 12,7 juta, sebilah badik, ponsel 9 unit, satu cincin emas dan buku rekening.
Sementara, Juru bicara Polda Sulsel Komisaris Besar Dicky Sondani mengungkapkan bahwa Ruslan hanya bandar saja bukan pengguna narkoba. Ia mengaku tak mengetahui alasan Ruslan tak mengkonsumsi narkoba tersebut. "Kemungkinan dia (Ruslan) sengaja tak mengkonsumsi markoba supaya lancar berpikir, otaknya encer dalam menjalankan aksinya," kata Dicky.
DIDIT HARIYADI