TEMPO.CO, Jakarta - Para finalis Puteri Indonesia 2017 dari 34 provinsi di Indonesia mengikuti penyuluhan antikorupsi pada Senin, 27 Maret 2017. Penyuluhan diberikan di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi, Kuningan, Jakarta Selatan. "Ini langkah awal bagi Puteri Indonesia bahwa seorang putri harus mengenal apa itu korupsi," ucap Puteri Indonesia 2016 Kezia Warouw.
Berlangsung sekitar dua jam, kegiatan yang dipandu Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan itu merupakan hasil kerja sama dengan program Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK). Turut hadir dalam acara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Puteri Indonesia (YPI) Putri Kuswisnu Wardani dan pendiri YPI, Mooryati Soedibyo.
Baca: Kenapa Dunia Perlu Peringati Hari Perempuan...
Kezia mengatakan perempuan sering menjadi korban dalam korupsi. Adanya pengetahuan tentang bagaimana korupsi bisa terjadi dan cara pencegahannya dapat menjadi kekuatan agar perempuan memiliki integritas tinggi. "Dengan banyaknya perempuan di pemerintahan, kita bisa bertanya, tak hanya menerima. Jika ada uang, ini dari mana."
Putri Kuswisnu Wardani, yang juga Presiden Direktur Mustika Ratu, menuturkan kegiatan ini menjadi salah satu langkah penting untuk menghindari korupsi. YPI, ujar dia, sudah lima tahun bekerja sama dengan KPK. “Puteri Indonesia adalah public figure yang bisa menjangkau masyarakat luas sebagai perempuan antikorupsi."
Baca juga:
Pungli Pelabuhan, Polisi Selidiki Dana Deposito Atas Nama Komura
Hari Kejepit, Belasan Pegawai Negeri Pemkot Cirebon Membolos
Gerakan SPAK diluncurkan pemerintah pada April 2014. Program gagasan KPK dan Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) ini melatih perempuan menjadi fasilitator atau calon agen SPAK. Gerakan ini mensosialisasi pengetahuan antikorupsi, yang selanjutnya akan dilakukan para agen.
ENDRI KURNIAWATI | AGHNIADI
Video Terkait: Finalis Puteri Indonesia 2017 Sambangi Gedung KPK