TEMPO.CO, Medan - Kabar duka datang dari Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Kota yang terkenal dengan buah salak itu disapu banjir bandang setinggi 20 meter, Ahad, 26 Maret 2017. Empat orang yang merupakan satu keluarga tewas, sementara satu lain dinyatakan hilang. Upaya pencarian korban hilang dilanjutkan pagi ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sidempuan Chairul Harahap mencatat lima korban jiwa tersapu banjir bandang. Empat di antaranya sudah teridentifikasi, yakni Sahriana Situmorang, Sakinah Sarumpaet, Rafiah Sarumpaet, dan Saikum.
Baca juga:
Sehari Setelah Dikunjungi Jokowi, Padang Sidempuan Disapu Banjir
"Sedangkan satu korban masih dalam pendataan identitas karena belum berhasil ditemukan hingga pukul 03.00," kata Chairul kepada Tempo, Senin, 27 Maret 2017.
Chairul berujar, korban tewas merupakan warga Lingkungan III, Kelurahan Lubuk Raya, Kecamatan Hutaimbaru, Kota Padang Sidempuan. Dari keterangan saksi yang diperoleh BPBD Sidempuan, menurut dia, kelima korban baru pulang dari ladang dan berteduh di gubuk karena hujan besar. "Namun, tak disangka, banjir bandang dari Sungai atau Aek Batang Ayumi datang menghantam gubuk mereka," ucapnya.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat. Hujan lebat yang mengguyur sejak kemarin petang hingga dinihari tadi menyebabkan Aek Batang Ayumi di Desa Sitamang Baru, Kecamatan Hutaimbaru, Kota Sidempuan, meluap hingga 20 meter. Puluhan rumah, kendaraan, dan ternak di 12 desa terseret derasnya air bandang.
Pagi ini, ujar Chairul, tenda darurat didirikan di 12 desa yang terdampak bandang. "Bantuan makanan sudah datang. Adapun korban luka-luka hanya mendapat pengobatan ringan karena lukanya tidak begitu parah. BPBD Sidempuan masih mendata jumlah rumah yang rusak dan kerugian warga," katanya.
SAHAT SIMATUPANG