TEMPO.CO, Surabaya - Ribuan umat Hindu dari Kota Surabaya dan sekitarnya mengawali Hari Raya Nyepi dengan mengikuti upacara Melasti yang berlangsung di Pantai Arafuru, Kompleks Akademi Angkatan Laut, di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu, Minggu 26 Maret 2017.
"Umat Hindu yang hadir di sini berasal dari kota ini dan sekitarnya, yaitu Lamongan, Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto," ujar Ketua Walaka Parisada Hindu Dharma Jawa Timur Nyoman Sutantre.
Dia mengatakan, upacara melasti di Jawa Timur pada hari Minggu ini juga berlangsung di sejumlah daerah lainnya, yaitu Banyuwangi dan Blitar. "Jadi umat hindu di Jawa Timur bisa mengikuti di daerahnya yang terdekat dengan rumahnya masing-masing," ucapnya.
Baca: Pelabuhan Ketapang Gilimanuk Tutup Sehari Saat Hari Raya Nyepi
Upacara Melasti di Surabaya dimulai pukul 07.00 dari Pura Agung Jagat Kalana yang berlokasi di Jalan Lumba-lumba, kawasan Tanjung Perak. Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok mewakili tempat peribadatannya masing-masing, berjalan kaki sambil mengusung gulungan sesaji dan benda sakral dari Pura menuju lokasi upacara Melasti di Pantai Arafuru, Kompleks Akademi Angkatan Laut, berjarak sekitar 6 kilometer dari Pura Agung Jagat Kalana.
Di lokasi upacara, selain melakukan persembahyangan, para pemangku peribadatan kemudian memercikkan air suci kepada seluruh umat hindu yang hadir. Setelah itu sebagian sesaji dilarung ke laut sebagai simbol penyucian diri. Sesaji lainnya dan benda-benda sakral dari pura setelah disucikan dibawa kembali ke tempat peribadatan masing-masing.
Nyoman menjelaskan, ada lima ritual yang dilakukan umat Hindu dalam Hari Raya Nyepi, yaitu Melasti yang merupakan penyucian badan kasar, kemudian keesokan harinya adalah Tawur Agung atau menyucikan badan halus.
Berita Lainnya: Sidang Suap Pajak, KPK Dalami Peran Ipar Jokowi
"Hari ketiga kita nyepi, yaitu meditasi untuk membersihkan diri dan pikiran. Setelah itu kita hidup biasa untuk mewujudkan kedamaian. Lalu tahapan kelima adalah Dharma Santi yang akan dipusatkan di Banyuwangi bagi umat Hindu se-Jawa Timur pada bulan April 2017 mendatang," ujarnya menerangkan.
Nyoman menekankan pesan Hari Raya Nyepi tahun ini adalah toleransi yang harus diimplementasikan dengan nyata. "Tahun ini adalah tahun Kaliyuga, yaitu tahun saat orang-orang gampang marah dan mudah bertengkar satu sama lain. Maka dari itu, Hari Raya Nyepi tahun ini penting untuk menyucikan hati, pikiran dan tindakan agar terjauhkan dari rasa saling membenci," tuturnya.
Untuk itu Nyoman berharap momen Hari Raya Nyepi kali ini dapat menyadarkan bahwa setiap umat manusia adalah bersaudara. "Maka tidak boleh saling menyakiti satu sama lain. Karena kita bersaudara sehingga harus mewujudkan toleransi," katanya.
ANTARA
Video Terkait:
Kirab Ogoh-ogoh Sedot Antusiasme Warga Yogyakarta
Umat Hindu Lakukan Ritual Melasti di Jolotundo