TEMPO.CO, Banda Aceh - Warga Banda Aceh diajak untuk mematikan dua bola lampu di rumah pada Sabtu malam, 25 Maret 2017, mendukung aksi global Earth Hour pukul 21.00 – 22.00 WIB.
Imbauan sukarela itu tersebut disampaikan oleh Koordinator Kota Earth Hour Aceh, Rivana Amelia. Menurutnya sebagai aksi di 7.700 kota seluruh dunia termasuk Banda Aceh. "Guna mengurangi dampak pemanasan global akibat emisi karbon dioksida dari mesin pembangkit listrik."
Pemerintah Kota Banda Aceh juga akan ambil bagian dengan mematikan sebagian lampu dan peralatan listrik pada sejumlah ikon kota seperti Mesjid Raya Baiturrahman, Museum Tsunami, Museum Aceh, dan Gedung Kodam Iskandar Muda. Pemko juga akan memadamkan lampu di seluruh gedung perkantoran dan lampu-lampu jalan protokol.
Baca : Peringati Earth Hour, Pontianak Gelar Gowes untuk Bumi
Tetapi aksi tersebut sepertinya di luar skenario, karena PLN Aceh telah duluan memadamkan listrik di sebagian wilayah Aceh karena adanya gangguan. Arus listrik akan digilir dengan durasi 3 jam.
Amatan Tempo, di kawasan Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh serta di Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, listrik dipadamkan sejak pukul 19.30 WIB.
Deputi Manager Hukum dan Humas PLN Wilayah Aceh Teuku Bahrul Halid mengatakan gangguan disebabkan adanya kerusakan pada mesin pembangkit PLTU satu dan dua serta belum optimalnya operasi mesin PLTMG Arun menyebabkan suplay listrik ke sejumlah pelanggan terganggu.
"Atas terjadinya gangguan tersebut pihak PLN Aceh terpaksa melakukan pemadaman bergilir per 3 jam," katanya.
Simak juga : Isu Penculikan Anak, Polisi Terjunkan Cyber Army Buru Pelaku Hoax
Periode pertama pemadaman pada Sabtu malam adalah wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, Sigli, Pidie Jaya, Melaboh, Aceh Jaya, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang.
Pihaknya terus mempercepat perbaikan kerusakan pembangkit agar pemadaman di sejumlah wilayan di Aceh bisa teratasi. ***
ADI WARSIDI