TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengimbau masyarakat tidak terlalu resah dengan maraknya isu penculikan anak dan penjualan organ tubuh yang beredar di media sosial. Namun masyarakat diminta tetap waspada.
"Masyarakat agar tak begitu panik tapi perlu waspada terhadap perkembangan yang terjadi," ujar Arist di kantornya, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 24 Maret 2017.
Baca: Polda Metro Imbau Masyarakat Tak Termakan Info Hoax Penculikan
Arist mengatakan, hingga saat ini, Komnas PA belum menemukan kasus penculikan anak dengan modus penjualan organ tubuh. Berdasarkan data yang dimiliki Komnas PA, sepanjang 2015 hingga 2017, tercatat ada 222 kasus penculikan anak. Namun tak ada satu pun dari kasus-kasus tersebut yang terbukti sebagai penculikan untuk penjualan organ tubuh.
"Tahun 2017 juga belum ditemukan (kasus penjualan organ tubuh). Jadi keresahan itu siapa yang membuat?" kata Arist. "Kami tidak tahu apakah ini bentuk eksploitasi anak untuk kepentingan kelompok tertentu atau bahkan untuk menghilangkan isu tertentu."
Terlepas benar atau tidaknya isu penjualan organ tubuh, Arist meminta masyarakat tetap waspada. Sebab, menurut dia, kejahatan penculikan dan penjualan organ tubuh sangat mungkin terjadi.
Arist berujar, kejahatan penculikan dan penjualan organ tubuh dalam beberapa kasus di negara lain, seperti Nepal, terbukti benar adanya. Anak-anak di Nepal dikirimkan ke beberapa negara, seperti Jepang, untuk dijual organ tubuhnya. Kasus itu terjadi lima tahun lalu dan sempat menjadi isu internasional.
Baca: KPAI Minta Masyarakat Tak Membesar-besarkan Isu Penculikan Anak
Selain itu, Arist mengungkapkan, sebelum isu penjualan organ tubuh heboh di Indonesia, pihaknya mendapat informasi adanya keberadaan iklan daftar harga organ tubuh di Malaysia dan Singapura.
Melihat hal tersebut, Arist berharap kepolisian tak hanya berbicara isu penjualan organ tubuh adalah hoax atau berita bohong. Namun, ia berharap, polisi dengan kewenangannya mampu mengungkap kasus tersebut yang mungkin saja bisa terjadi.
DENIS RIANTIZA | EA